> >

Masuk Pancaroba, BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi 6 Meter di Pesisir Selatan Jawa

Peristiwa | 23 September 2021, 11:55 WIB
Ilustrasi kapal nelayan saat menerjang gelombang tinggi di perairan Indonesia. (Sumber: Tribunnews)

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.TV - Indonesia memasuki musim pancaroba, peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Akibanya, sejumlah perairan di Tanah Air berpotensi alami gelombang tinggi dan badai.

Khusus nelayan di pesisr selatan Jawa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta mereka untuk terus mewaspadai potensi perubahan cuaca ekstrem akibat panacaroba.

"Pada musim peralihan, gelombang tinggi, badai, angin kencang, atau cuaca buruk dapat sewaktu-waktu terjadi. Ketinggian gelombang bisa mencapai kisaran 4 - 6 meter," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari laman BMKG pada Kamis (23/9/2021).

Baca Juga: BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Pancaroba, Ini Langkah Penting Antisipasinya

Kata Dwikorita, berdasarkan pemantauan parameter anomali iklim global oleh BMKG dan institusi-institusi internasional lainnya, terdapat indikasi/peluang bahwa ENSO Netral akan berkembang menjadi La Nina dengan kategori lemah hingga moderat menjelang akhir tahun 2021 hingga awal tahun 2022.

Sementara itu, Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Netral diprediksi bertahan setidaknya hingga Januari 2022.

"Jika La Nina terjadi, maka akan berdampak pada peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal ini juga berdampak pada risiko terjadinya bencana hidrometeorologi," imbuhnya.

Dwikorita menerangkan, perubahan cuaca ekstrem jelang masa peralihan sangat mempengaruhi keselamatan pelayaran perahu nelayan saat tengah mencari ikan.

Maka dari itu, BMKG mengimbau kepada nelayan untuk terus mengupdate informasi cuaca sebelum memutuskan untuk berlayar.

Selain membaca tanda-tanda alam seperti kemunculan awan Cumulonimbus yang berbentuk seperti bunga kol bergulung-gulung, tambah dia, nelayan perlu juga mengakses informasi cuaca real time yang dikeluarkan pemerintah melalui BMKG.

"Informasi dari BMKG tersebut dijadikan pijakan keputusan, apakah akan melaut atau tidak. Kapan harus berlayar, dan kapan harus menunggu. Waktu menunggu bisa dimanfaatkan untuk perbaikan kapal atau jaring," ujarnya.

Seperti diketahui, sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami musim hujan lebih besar dari biasanya.

Wilayah-wilayah tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Pulau Seram bagian selatan, dan Papua bagian selatan.

Adapun puncak musim hujan periode 2021/2022 diprediksi akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2022.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG, 23 September 2021: Waspada Dua Bibit Siklon Tropis, 14 Daerah Terancam Banjir

Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/BMKG


TERBARU