Tempat Sampah Penghancur Masker Medis Berbasis Mikroba ala Mahasiswa UGM
Berita daerah | 8 September 2021, 14:53 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Masa pandemi Covid-19 membuat jumlah sampah berupa masker medis meningkat drastis. Hal ini yang melatarbelakangi sekelompok mahasiswa UGM mengembangkan tempat sampah penghancur masker medis ramah lingkungan berbasis mikroba.
Dari penelitian yang dilakukan Sangkham, 2020 menunjukkan adanya peningkatan penggunaan masker medis yang signifikan, yaitu lebih dari 2,2 miiar buah per 31 Juli 2020. Dari jumlah tersebut, Indonesia menyumbang lebih dari 159 juta buah sampah masker.
Peningkatan penggunaan masker medis dapat menyebabkan dampak buruk, salah satunya terbentuk mikroplastik yang mencemari lingkungan.
Baca Juga: Alasan Masker Medis Tak Boleh Rangkap dengan Masker Medis
Tempat sampah yang dikembangkan Muhammad Ardillah Rusydan (Biologi) bersama Gizela Aulia Agustin (Biologi), Isthafaina Dea Fairuz (Gizi Kesehatan), dan Asyifa Rizki Daffa (Teknik Nuklir 2020) ini lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) UGM di bawah bimbingan Endah Retnaningrum.
Tempat sampah ini dirancang dengan ukuran 29x14x100 sentimeter berkapasitas 28,5 liter. Pembuatannya menambahkan agen biodegradasi berupa mikroba Pseudomonas aeruginosa.
Menurut ketua tim pengembang, Muhammad Ardillah, proses pengolahan sampah masker medis ini menggunakan cara yang paling ramah lingkungan karena tidak meninggalkan bahan yang sulit terurai di lingkungan.
"Limbah masker akan diurai oleh mikroba dalam waktu sekitar 10 sampai 14 hari," ujarnya, Rabu (8/9/2021).
Ia tidak menampik sekalipun proses degradasi memakan waktu yang lama, tetapi dengan pengembangan alat melalui penambahan sejumlah proses dapat mempercepat proses degradasi. Proses pemanasan dan penambahan nutrient serta penambahan jenis mikroba akan dapat mempercepat proses degradasi dari sampah masker medis.
Tempat sampah ini dilengkapi dengan shredder yang berada pada bagian atas yang berfungsi untuk mencacah masker medis menjadi cacahan kecil. Lalu, di bagian bawah shredder terdapat sensor ultrasonik yang telah disambungkan dengan mikrokontroler dan sprayer.
Baca Juga: Limbah Masker Medis Berserakan di TPA Pakusari, Berbahaya Bagi Pemulung dan Petugas
Tujuannya, saat cacahan masker jatuh melewati sensor tersebut maka secara otomatis sprayer yang telah terisi dengan larutan bakteri akan menyemprotkan larutan tersebut ke arah cacahan masker medis.
Di bagian dasar tempat sampah didesain sedmikian rupa agar cacahan masker yang telah terdegradasi oleh mikroba akan masuk ke tabung penampungan.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV