Sindir Gibran Tambah Lokasi Mural, Seniman Solo Tak Yakin Bisa untuk Kritik
Peristiwa | 2 September 2021, 02:05 WIBSOLO, KOMPAS.TV - Praktisi Mural Solo Irul Hidayat menyambut positif rencana Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang akan menambah ruang untuk seni mural.
Menurut Irul, hal tersebut merupakan bentuk apresiasi dan perhatian Pemerintah Kota Solo kepada para pelaku mural.
"Selaku pelaku mural sangat berterima kasih. Artinya, ada apresiasi, perhatian dari Pemkot Solo untuk teman-teman pelaku seni mural," kata Irul, Rabu (1/9/2021).
Diketahui, lokasi mural di Kota Solo tersedia di beberapa titik, seperti Jalan Gatot Subroto (Gatsu), Jalan Slamet Riyadi, Overpass Manahan, Kampung Joho, dan Parapet.
Meski banyak ruang, alumnus Magister Seni Urban IKJ Jakarta itu tidak yakin fenomena grafiti dengan bentuk-bentuk kritik bisa diterapkan.
Kata Irul, genre semacam itu memang biasa dilakukan dengan sembunyi-sembunyi bahkan cenderung bersifat bawah tanah.
Irul yang juga mengelola ratusan seniman menerangkan, tidak semua genre dapat tampil di ruang-ruang yang sudah disediakan Pemkot.
"Artinya, ada banyak ideologi dalam seni mural atau grafiti, banyak karya (genre). Ada bentuk-bentuk seni jalanan yang memungkinkan diterapkan di situ. Saya mengelola ratusan seniman yang bergabung di Gatsu, termasuk di Parapet itu karena memang bentuk karya dia itu memungkin untuk hadir di ruang-ruang itu," jelasnya.
Terlebih, kata Irul, seperti halnya di Gatsu memang sengaja dirancang untuk menjadi destinasi wisata.
Baca Juga: Muncul Mural Diduga Gambar Presiden Jokowi di Pasar Minggu Jaksel: Aku Nyerah Pakdeh
"Kalau Gatsu dirancang memang untuk menjadi destinasi. Banyak sudut-sudut kumuh perlu sentuhan seni, perlu sentuhan visual sehingga menjadi menarik sebenarnya," ungkap Irul.
Senada dengan Irul, Kirun seorang penjual makanan di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, yang lokasinya tidak jauh dengan Gatsu menyatakan senang jika pintu ruko digambar bukan dicoret atau vandalisme.
Menurut Kirun, gambar-gambar berwarna justru memperindah ruko, bahkan sebelum pandemi Covid-19 lokasi tersebut mampu mengundang wisatawan untuk datang.
"Saya tidak masalah (ruko) digambar, wong bagus kok. Daripada dicoret-coret soalnya," kata Kirun kepada Kompas TV, Rabu (1/9/2021) malam.
Sembari membersihkan warung yang menjadi satu bagian di deretan ruko sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Kirun menjelaskan, awal mula lokasinya dijadikan salah satu titik ruang seni mural oleh Pemerintah Kota Surakarta.
Menurut Kirun, lokasi tersebut sudah ramai dihias mural sejak FX Hadi Rudyatmo menjadi orang nomor satu di Solo.
Kehadiran mural, kata Kirun, cukup menjadi obat atas kegelisahan warga atas vandalisme yang dulunya sering terjadi.
Bahkan, setiap ruko yang pintu atau temboknya dihias mural, otomatis akan diberi lampu sorot khusus oleh pemerintah.
"Tembok toko jadi tambah bagus soalnya, ada lampu juga yang dikasih pemerintah. Jadi kalo dinyalain, gambarnya bisa keliatan lebih jelas," pungkasnya.
Gibran Tambah Lokasi Mural
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut akan menambah lokasi pembuatan mural di wilayahnya.
Hal ini merupakan respons atas peristiwa vandalisme dengan bernada kritik serta sudah penuhnya ruang seni yang sudah berisi mural.
"Nanti kita carikan, anak-anak Solo kreatif semua. Kita tidak akan batasi nanti temanya seperti apa. Ini murni seni dan bisa mempercantik kota," kata Gibran.
Meski belum menyebut di mana lokasi tambahan itu, Gibran menyebut sudah ada beberapa tempat yang diajukan.
"Ada beberapa tempat yang diajukan. Yang penting nanti koordinasi dengan yang punya rumah, yang punya tembok, ke kelurahan setempat. Sudah itu saja,” katanya.
Baca Juga: Lagi, Pembuat Mural Mirip Jokowi di Bandung Dicari Polisi
Gibran mempersilakan mereka membuat mural di mana pun tempatnya, asal tidak melanggar peraturan. Dia juga tidak membatasi konten mural yang akan dibuat.
“Nanti kita carikan tempatnya. Soalnya anak anak Solo ini kreatif semua. Ini murni seni kok, enggak ada batasan konten. Harus mendukung pemerintah atau apa,” cetusnya.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Kompas.com