Warga di Cianjur Lumpuh dan Tumbuh Benjolan Sebesar Bola Kasti Usai Divaksin, Ini Kata Satgas
Peristiwa | 25 Agustus 2021, 22:54 WIBCIANJUR, KOMPAS.TV - Warga Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bernama Ahmad Solihin mengalami kelumpuhan setelah disuntik vaksin Covid-19.
Tak hanya lumpuh, pria berusia 37 tahun itu juga sempat mengalami alergi. Sekarang malah tumbuh benjolan sebesar bola kasti di bawah ketiaknya.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Vaksin Dosis Ketiga untuk Masyarakat Berjalan di Tahun 2022
Sebelum mengalami kejadian tersebut, Solihin awalnya disuntik vaksin pada 8 Juli 2021 di puskesmas dekat tempat tinggalnya.
Sehari setelah divaksin, ayah dua anak tersebut mengalami gejala seperti pusing, perut mual, dan alergi di sekujur tubuhnya.
Mendapati kondisi badannya demikian, Solihin memilih memeriksakan kesehatannya ke puskesmas setempat.
Ia pun juga sempat mendapatkan penanganan medis selama beberapa hari.
Baca Juga: Sang Ibu Meninggal Dunia, Bocah 11 Tahun di Malang Harus Rawat Ayah yang Lumpuh Seorang Diri
“Namun, sepulang dari sana kondisinya begini, badan tidak bisa digerakkan,” kata Solihin dikutip dari Kompas.com pada Rabu (25/8/2021).
Karena kondisinya tak kunjung membaik, Solihin juga sempat dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis lanjutan.
Setelah lima hari dirawat di rumah sakit, Solihin lantas dipulangkan oleh dokter karena kondisinya disebut sudah membaik.
“Waktu itu kata dokternya sudah bisa pulang, katanya sudah membaik. Namun, sampai sekarang masih begini,” ucap dia.
Baca Juga: Ambulans di Bengkulu Diadang Perampok Usai Antar Pasien Covid-19, 1 Pelaku Dilumpuhkan, 6 Buron
Solihin mengatakan, sebelum menjalani vaksinasi, ia mengaku tidak memiliki masalah terkait kondisi kesehatan.
“Tapi kalau soal riwayat penyakit tidak tahu juga, tidak pernah cek ke dokter. Karena selama ini saya merasa sehat-sehat saja,” ujar Solihin.
Lebih lanjut, Solihin berharap bisa mendapatkan penanganan medis berkelanjutan agar sembuh dan kondisinya bisa kembali seperti semula.
Solihin menuturkan, sejak lumpuh, dirinya yang tak bisa bekerja mencari nafkah hanya bisa mengandalkan bantuan dari kerabat dan tetangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Heboh Pejabat Disuntik Vaksin Booster, Kemenkes Tegaskan Vaksin Booster Hanya untuk Tenaga Kesehatan
“Jadi tidak bisa ke mana-mana, tidak bisa bekerja. Untuk kebutuhan sehari-hari sekarang mengandalkan bantuan dari kerabat dan tetangga,” ucap Solihin.
Sementara itu, menanggapi kejadian yang dialami Solihin, Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Cianjur, Yusman Faisal angkat bicara.
Yusman mengaku pihaknya sudah menindaklanjuti kasus tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan apakah kondisi yang dialami warga tersebut sebagai ekses dari vaksin Covid-19 atau karena sebab lain.
Saat ini, pihaknya sudah mengambil sampel untuk diobservasi. Namun untuk lebih pastinya, kata dia, pihaknya menunggu Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Baca Juga: Pria Lumpuh Tambal Jalan Berlubang dengan Uang Pribadi
“Sampel sudah diambil dan telah dilakukan observasi. Namun, untuk lebih pastinya kita tunggu hasil dari Komnas KIPI sebagai pihak yang berwenang. Hanya memang prosesnya panjang,” kata Yusman.
Yusman tak menampik bahwa dampak dari vaksinasi kemungkinan selalu ada. Namun, kejadian tersebut sangat jarang terjadi.
Menurut Yusman, perbandingannya 1 kasus per 1 juta. Hasil tersebut, kata dia, sudah melalui riset terlebih dahulu.
Oleh karena itu, Yusman meminta agar masyarakat tidak khawatir untuk menjalani vaksinasi.
Baca Juga: Viral, Aksi Pemalakan Bermodus Jual Paksa Bendera Merah Putih di Cianjur
Sebab, manfaat yang didapat dari vkasin bisa membentuk kekebalan tubuh untuk melawan virus corona atau Covid-19 iika suatu saat terpapar.
“Jadi, kemungkinan selalu ada. Namun, masalah apakah itu ada kaitan dengan vaksin atau tidak, tetap harus menunggu hasil dari pusat (KIPI) sebagai akhir dari jawabannya,” kata Yusman.
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Segera Dimulai, Nadiem Optimistis Vaksinasi Tenaga Pendidik Terpenuhi
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas.com