Bersihkan Hutan Mangrove, Relawan di Surabaya Angkat 200 Kilogram Sampah Plastik
Sosial | 23 Agustus 2021, 21:18 WIBSURABAYA, KOMPAS.TV - Aksi bersih-bersih hutan mangrove di Kecamatan Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur, berhasil mengangkat 20 karung sampah plastik yang setara 200 kilogram.
Sekitar 50 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan Kelompok Relawan Sungai Nusantara tersebut, Minggu (22/8/2021).
Koordinator Program Pembebasan Mangrove dari Sampah Plastik Khalid Basyaidan mengatakan, pembersihan dilakukan secara keseluruhan, baik pada akar, dahan, maupun batang pohon bakau.
"Pohon-pohon mangrove di pesisir akan mati jika tidak dibebaskan dari sampah-sampah plastik yang melilit dahan dan akarnya," ujar Khalid, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (23/8/2021).
Baca Juga: Wagub DKI Janji Pembakaran Sampah di Taman Tebet Tidak Timbulkan Polusi
Selain sampah plastik, Khalid mengungkapkan, sampah jenis styrofoam, senar pancing ikan, pelampung, dan sandal juga banyak ditemukan melilit akar-akar pohon mangrove.
"Sampah-sampah plastik yang menyangkut sulit untuk dipungut, harus menggunakan pisau dan gancu agar sampah bisa diambil dari akar-akar mangrove," terangnya.
Proses pembersihan sampah di hutan mangrove tersebut memakan waktu hingga enam jam lamanya, dan sebagian dari hasilnya diangkut menggunakan perahu untuk dipilah kembali.
Sementara, sisa sampah plastik lainnya dikumpulkan di lokasi pengumpulan sementara yang tidak terjangkau air pasang.
Baca Juga: Konservasi Terumbu Karang ala PLN: Manfaatkan Listrik Arus Lemah untuk Proses Transplantasi
Menurut Khalid, pembersihan sampah plastik di pesisir Surabaya akan terus dilakukan pada musim kemarau, agar mangrove terbebas dari sampah.
"Selain upaya pembersihan, perlu upaya penghentian sumber sampah plastik di hulu berupa pembuatan penghalang sampah di hulu sebelum sampah masuk ke pantai agar lebih mudah proses pembersihannya," terang Khalid.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan, kata dia, dengan mengeluarkan kebijakan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai.
Selain itu, bisa mengurangi pemakaian produk plastik sekali pakai. Para produsen, kata dia, bisa mengubah bungkus produk plastik dengan model isi ulang atau refill.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas.com