> >

PSI Tagih Anies Mengenai Hasil Revisi Studi Kelayakan Formula E

Politik | 10 Agustus 2021, 12:24 WIB
Ajang Balap Formula E (Sumber: FIA Formula E)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar segera menyerahkan hasil revisi studi kelayakan atau feasibility study Formula E yang diminta oleh Badan Pemerika Keuangan (BPK) pada laporan keuangan pemerintah DKI pada 2019.

“Namanya juga studi kelayakan, ini akan menentukan layak atau tidaknya dilakukan. Jangan memaksakan ego dan menghambur-hamburkan uang rakyat,” ujar Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo, melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa (10/8/2021). 

DKI sebelumnya menyatakan siap memperbarui studi kelayakan penyelenggaraan Formula E sesuai hasil sorotan Badan Pemeriksa Keuangan. 

Pada studi kelayakan sebelumnya, PT Jakarta Propertindo atau Jakpro mengklaim komposisi keuntungan penyelenggaraan Formule E di Jakarta selama 2020-2024 total keuntungan sebesar Rp 3,12 triliun, terdiri dari pendapatan finansial PT Jakpro Rp 544 miliar dan dampak ekonomi Rp 2,58 triliun.

Baca Juga: Instruksi Anies: Formula E Jadi Program Prioritas, Ditargetkan Terselenggara Juni 2022

Tetapi, Badan Pemeriksa Keuangan melihat studi kelayakan tersebut tidak mencantumkan rincian biaya komitmen atau commitment fee yang wajib dibayarkan Pemprov  DKI setiap tahun selama periode kerja sama. Dalam hasil studi kelayakan itu tak tercantum biaya selama penyelenggaraan yang dibebankan ke Dinas Pemuda dan Olahraga.

Pada kontrak selama 5 tahun tersebut total biaya commitment fee sebesar 122,1 juta poundsterling atau sekitar Rp 2,35 triliun. Selain commitment fee, Jakpro harus membayar bank garansi yang nilainya naik 10 persen setiap tahun, selama lima tahun, totalnya mencapai Rp 890 miliar.  

Ada jumlah sebesar Rp 3,24 triliun yang tidak tercantum pada studi kelayakan sebelumnya. 

Anggara mengatakan, apabila biaya commitment fee dan bank garansi diperhitungkan, maka total biaya pelaksanaan berubah dari Rp 1,24 triliun menjadi Rp 4,48 triliun.

Maka, jika dibandingkan dengan keuntungan yang diklaim sebesar Rp 3,12 triliun, penyelenggaraan Formula E membuat Pemprov DKI rugi Rp 1,36 triliun.

Baca Juga: Gubernur Anies Instruksikan Formula E Digelar Juni 2022, Wagub Ariza: untuk Ulang Tahun Jakarta

“Perhitungan dengan kondisi sebelum pandemi saja sudah dipastikan rugi Rp 1.3 Triliun, sekarang kita tunggu revisi studi kelayakan dengan kondisi pandemi. Buka studi kelayakannya ke publik, biar semua jelas, apakah Formula E layak diselenggarakan? Apakah Formula E layak dijadikan isu prioritas daerah? Ini prioritas Gubernur atau prioritas warga Jakarta?” tegas Anggara. 

Penulis : Hasya Nindita Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU