Detik-Detik Pasien Covid-19 Bantul Tewas di Kolam Ikan Warga, Diduga Jatuh
Update | 3 Agustus 2021, 17:36 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Seorang pasien Covid-19 yang sedang dirawat di RS lapangan Bantul ditemukan tewas di kolam ikan milik warga, Selasa (3/8/2021). Warga Imogiri Bantul berinisial AR (41) itu ditemukan meninggal di kolam ikan warga yang berbatasan dengan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 (RSLKC) Bantul sekitar pukul 07.30 WIB.
AR terkonfirmasi positif Covid-19 pada 30 Juli 2021. Ia mengalami sesak napas dan dirujuk ke selter kabupaten yang berada di Niten satu hari setelah dinyatakan positif Covid-19.
Pada 1 Agustus 2021, tim selter merujuk AR ke RSKLC Bantul karena mengalami sesak napas dan membutuhkan perawatan yang lebih intensif.
Baca Juga: Keterisian Tempat Tidur RS Rujukan Covid-19 di Bantul Menurun
"Saya dapat kabar dari dokter jaga, pasien tidak ada di ruang perawatan pada Selasa dini hari," ujar Direktur RSLKC Bantul, Tarsisius Glory.
Glory pun segera meluncur ke RSLKC setelah mendapat laporan tersebut. Saat di perjalanan itu lah, ia mendapat informasi ada penemuan mayat di kolam ikan tetangga.
Ia menghubungi Polsek Bambanglipuro untuk meminta bantuan tim Inafis dari Polres Bantul untuk melakukan evakuasi dan identifikasi. Hasilnya, jenazah korban yang ada di
kolam ikan merupakan pasien AR.
Berdasarkan penelusuran kamera CCTV, AR meninggalkan ruangan perawatan yang berada di lantai bawah. Pasien Covid-19 itu sempat mencari lubang hepa filter yang diduga akan digunakan untuk kabur dari RSLKC.
Kemudian, AR menuju ke lantai dua dan masuk ke kamar mandi perempuan. Di ruangan itu tidak terpantau CCTV, akan tetapi diduga ia berhasil kabur dengan naik ke jendela ruang konsultasi. Jendela kaca rangka aluminium itu mudah didobrak.
Baca Juga: Pengembangan RS Lapangan Covid-19 di Bantul, Sampai Mana?
"Jarak antara kolam dengan tembok mepet, mungkin karena tidak hati-hati menyebabkan dia terpeleset dan jatuh ke dalam kolam," ucap Glory.
Kondisi AR saat tiba di RSKLC terbilang lemah. AR mengalami desaturasi oksigen sampai di angka 87. Tim medis sudah menangani pasien itu dan berhasil menaikkan saturasi oksigen sampai 97.
Sebelum kabur, sekitar pukul 20.00 WIB, AR sempat diberi nebulizer untuk melonggarkan pernafasannya.
"Mungkin karena merasa badannya sudah enak, dia berusaha kabur, jadi ini meninggal bukan karena Covid-19 tetapi karena kecelakaan, tidak hati-hati," kata Glory.
Keluarga AR juga sudah menerima kejadian ini. AR pun tetap dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Perihal evaluasi, Glory akan meningkatkan pengawasan di RSLKC Bantul, seperti memasang teralis dan penyekatan serta meningkatkan benteng belakang juga memasang galvalum untuk pengamanan di sekitar RSLKC.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV