50 Gajah Selamat dari Kebakaran Hutan dan Lahan di Kawasan Konservasi Padang Sugihan
Berita daerah | 28 Juli 2021, 21:21 WIBSUMSEL, KOMPAS.TV - Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan, Aziz Abdul Latif, mengatakan sebanyak 50 gajah selamat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Puluhan gajah tersebut merupakan penghuni kawasan konservasi Suaka Margasatwa Padang Sugihan, Kabupaten Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Lokasi tersebut diketahui hanya berjarak 1,5 kilometer dari lokasi karhutla. Hal itulah yang kemudian mengharuskan petugas terus memantau perkembangan setiap waktu.
“Kami terus memantau perkembangan setiap waktu, apalagi di saat puncak kemarau ini,” kata Aziz Abdul Latif kepada wartawan, Rabu (28/7/2021).
Baca Juga: Kata Pimpinan DPR Soal Fasilitas Hotel Untuk Isoman: Tidak Hanya untuk Anggota DPR Saja..
Aziz menjelaskan, sebanyak 50 ekor gajah yang ada di kawasan konservasi terdiri dari 31 ekor gajah konservasi dan 19 ekor gajah liar. Rata-rata usia dari gajah tersebut berkisar antara 1 bulan hingga 2 tahun.
Bahkan, di kawasan konservasi suaka margasatwa Padang Sugihan, puluhan gajah bisa berkembang biak dengan baik hingga terjadi sejumlah kelahiran.
Gajah ini umumnya diselamatkan dari konflik dengan warga yang berasal dari Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin hingga Lampung.
Baca Juga: 2 Bungkus Racun Ditemukan Dalam Lambung Gajah Mati Tanpa Kepala
Gajah ini juga kerap dimanfaatkan untuk menyelesaikan konflik lahan, yakni menggiring gajah liar kembali ke habitatnya atau menjauh dari pemukiman warga.
Perlu diketahui, musim kemarau di Sumatera Selatan puncaknya akan terjadi pada Agustus hingga Oktober 2021 mendatang.
Dari karhutla yang terjadi, beberapa pihak terkait seperti BPBD, BKSDA, Balai Pengendalian Perubahan Iklim kebakaran hutan dan Lahan IPPIKHL) dan kelompok masyarakat terus berupaya memadamkan api.
“Sejak Selasa (27/7/2021) api sudah bisa dikendalikan. Saat ini tinggal kepulan asap saja, dan sedang dilakukan upaya pendinginan dari udara menggunakan helikopter ‘water bombing’,” katanya.
Baca Juga: Gajah Kelaparan Hancurkan Dapur Rumah Warga untuk Cari Makanan
Sebagai informasi, pada 2020 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan memperpanjang penetapan status keadaan siaga darurat bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) hingga 30 November 2020.
Perpanjangan siaga Karhutla diterbitkan melalui Keputusan Gubernur Sumsel Nomor 573/KPTS/BPBD-SS/2020 per tanggal 19 Oktober 2020.
Pihaknya mencatat sepanjang tahun 2020 terdapat 1.124 kejadian bencana dengan luas lahan yang terbakar seluas 265,4 hektare.
Dengan rincian, Banyuasin 101,68 hektare, Ogan Ilir 96,4 hektare, Muara Enim 5 hektare, PALI 7 hektare, Musi Banyuasin 2 hektare, Ogan Komering Ilir 38,900 hektare, OKU Timur 5,25 hektre, Musi Rawas 4,22 hektare, Palembang 5 hektare.
Kendati demikian, jika dibandingkan tahun 2019 lalu, Karhutla di Sumsel pada tahun 2020 turun drastis melebihi angka 50 persen.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV/Antara