Sulawesi Tengah Punya Banyak Sejarah Gempa Kuat, BMKG Khawatir 7 Daerah Alami Kerusakan
Peristiwa | 26 Juli 2021, 22:24 WIBPOSO, KOMPAS.TV - Gempa bumi terkini berkekuatan 6,3 M mengguncang Teluk Tomini dekat Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada Senin (26/7/2021). Daerah sekitar Teluk Tomini memiliki banyak sejarah gempa kuat.
Hal ini dibeberkan Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono dalam konferensi pers daring, Senin.
“Ini kawasan yang sedang terjadi gempa memiliki catatan kegempaan yang cukup banyak pada masa lalu. Sudah 9 kali gempa kuat yang pernah terjadi sejak tahun 1923 dan hampir semua berkekuatan kepala 6,” ujar Daryono.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Gempa Berkekuatan 6,5 M Guncang Sulteng, Kedalaman Hanya 10 KM
Catatan BMKG menunjukkan, pada 1927 daerah itu mengalami gempa 6,3 M. Lalu, gempa terkuat terjadi dua kali pada 1964 dengan kekuatan 6,6 M.
“Kawasan yang sedang terjadi gempa adalah kawasan seismik aktif dan kompleks. Zona ini adalah zona sesar aktif dan itu ada di dasar laut,” beber Daryono.
Menurutnya, gempa di daerah itu terjadi karena keberadaan sesar mendatar Balantak yang memanjang ke wilayah barat hingga Poso.
Meski begitu, 3 gempa yang terjadi hari ini di Teluk Tomini disebabkan pergerakan menurun Sesar Balantak.
“Diduga gempa yang terjadi saat ini merupakan terusan dari Sesar Balantak yang merupakan kawasan sesar dengan mekanisme dekstral. Gempa yang terjadi menunjukkan pola mekanisme sesar turun atau normal fault... Ini adalah fenomena biasa,” jelas Daryono.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan, ada lima daerah yang rentan mengalami kerusakan akibat gempa di Teluk Tomini itu.
“Daerah aluvial itu di dekat pusat gempa. Terus terang dikhawatirkan kerusakan di situ karena kondisi tanah lepas, pasir dan itu kipas aluvial,” ujar Dwikorita.
Baca Juga: Sulteng Dilanda Tiga Kali Gempa, BMKG: Masyarakat Pesisir agar Menjauhi Pantai dan Tetap Tenang
Ucapan Dwikorita itu merujuk pada daerah antara Bolaang dan Bunta yang memiliki penanda berupa warna putih di peta.
“Umumnya, guncangan sebesar 6 M lebih, bila ada bangunan itu akan mudah rusak, kecuali tahan gempa,” imbuhnya.
Dwikorita juga menyoroti daerah Ampana, Luwuk, Poso dan Morowali yang mengalami guncangan skala V-VI MMI serta wilayah Gorontalo dengan getaran berkekuatan skala IV MMI.
Meski gempa tidak berpotensi tsunami, Dwikorita mengimbau masyarakat segera mengungsi, bila guncangan terasa selama 5-10 detik di wilayah-wilayah itu.
Sementara itu, Kasiguncu BPBD Poso, Muslim Stamet melaporkan kondisi terkini daerah Ampana sempat mengalami lampu mati.
“Di Ampana sempat terjadi lampu mati dan sudah menyala,” ujar Muslim.
Baca Juga: BMKG Minta Kemensos Antisipasi Potensi Gempa dan Tsunami Setinggi 28 Meter di Pacitan
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV