64 Peselancar Gelar Paddle-Out Berikan Penghormatan pada Alm Wawan yang Tewas di Laut Gili Trawangan
Peristiwa | 18 Juli 2021, 22:18 WIBGILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Puluhan peselancar melakukan paddle-out untuk memberikan penghormatan terakhir bagi almarhum Wawan Feriawan (20) di Pantai Bongkas, Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (18/7/2021).
Wawan Feriawan ditemukan meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di perairan Gili Trawangan pada Selasa (13/7/2021).
Sekitar pukul 8.30 WITA, puluhan peselancar, baik lokal maupun asing, mengayuh ke tengah laut sekitar 500 meter dari bibir pantai. Di tengah laut, 64 peselancar saling bergandengan tangan dan membentuk lingkaran. Mereka juga menabur bunga dan memercik air.
Baca Juga: Sempat Terkendala Covid-19, Kompetisi Selancar Kembali Digelar di Gili Trawangan
“Lewat paddle-out ini kita para peselancar ingin memberikan penghormatan terakhir untuk almarhum,” terang Erdin Wiss, salah seorang peselancar yang turut berpartisipasi.
Almarhum Wawan ditemukan meninggal dunia pada Selasa (13/7/2021) setelah mengalami kecelakaan di perairan barat Gili Trawangan. Ia tengah memanah ikan di perairan barat Gili Trawangan sehari sebelumnya, dan tak pulang-pulang.
Akrab dengan laut, pemuda yang akrab dijuluki Wawan Bongkas itu kerap berselancar sejak kecil. Ia juga tergabung dalam komunitas selancar di Gili Trawangan, Gili Island Boardriders. Sejumlah rekan Wawan, mengungkap rasa kehilangan mereka.
Baca Juga: Tersangkut Saat Memanah Ikan, Wawan Ditemukan Meninggal Dunia di Kedalaman Laut Gili Trawangan
“Wawan itu ringan tangan, suka sekali membantu, cepat bergerak kalau dimintai bantuan,” tutur Dwiky Kusnadi, salah seorang rekan Wawan.
Menurut Dwiky, Wawan juga kerap menginfokan dirinya jika ombak sedang bagus untuk berselancar. “Dia juga selalu ikut setiap ada lomba surfing,” imbuhnya.
Paddle-out merupakan tradisi yang biasa dilakukan para peselancar saat seorang anggota komunitas mereka meninggal dunia. Berasal dari Hawaii, tradisi ini menjadi simbol spiritual budaya selancar dalam mengenang kehidupan mereka yang telah meninggal dunia.
Baca Juga: KRI Nanggala-402 Ternyata Pernah Berlabuh di Gili Trawangan, Lombok dan Jadi Tontonan Warga
Dalam tradisi ini, para peselancar membuat lingkaran di tengah laut, saling bergandengan tangan, mengucap sepatah dua patah kata, menabur bunga dan memercik air laut.
Dalam beberapa kasus, bila yang meninggal dikremasi, abu jenazah pun ditaburkan. Lingkaran manusia yang terbentuk mencerminkan persatuan yang terbentuk berkat laut.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV