> >

Tim Pengembang Pastikan GeNose Masih Dipakai di Sektor Kesehatan dan Korporasi Selama PPKM Darurat

Berita daerah | 14 Juli 2021, 06:45 WIB
Calon penumpang pesawat menjalani pemeriksaan embusan nafas dengan alat GeNose C19 di Bandar Udara Yogyakarta International Airport di Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. PT Angkasa Pura I (Persero) memberlakukan dokumen negatif Covid-19 menggunakan GeNose mulai Kamis (1/4/2021) (Sumber: KOMPAS.COM/DANI JULIUS)

Baca Juga: Tim Peneliti Bantah GeNose Tidak Lagi Masuk Syarat Perjalanan

Menurutnya, suatu virus penyakit bisa diperiksa dengan melihat tiga hal yaitu dengan mengecek badan virus, reaksi tubuh terhadap virus, dan produk metabolisme dari virus tersebut.

Metode pertama diterapkan oleh tes PCR, kedua oleh antigen dan antibodi sedangkan GeNose C19 menerapkan pendekatan metode ketiga. Metabolisme virus dideteksi GeNose C19 dalam bentuk Volatile Organic Compound (VOC).

Hasil pengujian GeNose C19 terbagi ke dalam empat jenis yaitu positif lemah, positif kuat, negatif lemah serta negatif kuat.

Hasil tersebut berkaitan dengan kemungkinan kapan pasien uji terpapar Covid-19.

GeNose pendeteksi Covid-19 karya peneliti UGM siap dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. (Sumber: Dokumentasi Humas UGM)

Jika pengguna bergejala dan sudah beberapa hari terpapar virus Corona, GeNose C19 akan membaca VOC dari sampel napas pengguna tersebut sebagai positif kuat.

"Semua alat tes itu pasti ada negatif dan positif palsunya, maka penting untuk menilai hasil tes sesuai dengan kapasitas alat tes itu dan ada tidaknya gejala di pasien," ungkap Dian.

Jika pasien uji mendapati hasil tes GeNose C19 sebagai positif, menurut dia, pasien perlu mengulang tes tersebut di hari berikutnya dengan GeNose C19 pula untuk memastikan. Jika masih juga positif, pasien dapat langsung jalani tes PCR.

Ia mengatakan GeNose C19 dengan teknologi AI dirancang untuk memberikan pelayanan yang terjangkau pada masyarakat sehingga saat ini dirasa murah oleh banyak pihak. Tarif murah itu disebabkan oleh beberapa hal.

Baca Juga: GeNose Tak Berlaku di Bandara Ngurah Rai, Masuk Bali Kini Wajib Tes PCR dan Sudah Divaksin!

Pertama, dengan harga per unit kurang lebih Rp70 juta dan dapat digunakan ratusan ribu kali. Dengan begitu, tarif layanan Genose yang berkisar Rp30-50 ribu sangat terjangkau masyarakat. Bagi penyedia layanan, tarif murah juga akan sangat menarik dari aspek bisnisnya.

Kedua, lanjut Dian, Tim Peneliti dan Pengembang secara moral ingin membantu penanggulangan Covid-19 sehingga komponen biaya kecerdasan buatan yang biasanya berharga mahal bahkan miliaran rupiah tidak dijadikan sebagai komponen harga.

Tim ingin sepenuhnya mengabdikan teknologi inovatif itu untuk kepentingan masyarakat luas. Harga unit GeNose C19 menjadi terjangkau apalagi dalam masa sulit seperti ini.

Ketiga, GeNose C19 adalah produk dalam negeri karya anak bangsa yang didasari pada hasil riset secara terukur dan ilmiah.

Pada awal peluncuran, Artificial Intelligence (AI) atau otak elektronik GeNose C19 adalah versi 1.1.2. Saat ini AI versi 1.3.2 build 7 sudah tersedia.

Setiap tiga bulan, kecerdasan buatan itu akan terus diperbarui dengan semakin banyaknya sampel napas yang masuk dan itu artinya GeNose C19 akan semakin akurat.

Penulis : Gading-Persada

Sumber : Kompas TVAntara


TERBARU