5 Fakta Kerusuhan di Yalimo, Papua: Massa Bakar Kantor Pemerintah karena Tak Puas Hasil Sidang MK
Peristiwa | 30 Juni 2021, 07:07 WIBYALIMO, KOMPAS.TV- Kerusuhan terjadi di Kabupaten Yalimo, Papua, Selasa (29/6/2021) yang disebabkan ketidakpuasan salah satu pendukung pasangan calon kepala daerah terhadap hasil sidang sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dikeluarkan Mahkamah Konstitusi (MK).
Aksi pembakaran terhadap gedung-gedung pemerintah setempat hingga ratusan warga mengungsi ke markas Polri dan TNI menjadi efek dari kerusuhan tersebut.
Baca Juga: Kerusuhan di Yalimo hingga 7 Kantor Pemerintahan Dibakar, Kapolda Papua Kerahkan 2 SST Brimob
Berikut ini 5 fakta kerusuhan massa di Yalimo, Papua:
1. Massa Bakar 8 Kantor Pemerintah
Massa di Kabupaten Yalimo melakukan aksi pembakaran terhadap delapan kantor pemerintahan setempat sebagai reaksi dari didiskualifikasinya pasangan calon kepala daerah Yalimo, Erdi Dabi-Jhon Wilil oleh Mahkamah Komstitusi (MK), Selasa (29/6/2021).
Massa yang tak puas atas hasil sidang MK itu, marah dan bertindak beringas dengan membakar gedung pemerintah diantaranya Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Kantor BPMK, Kantor Dinas Perhubungan, Kantor Dinas Kesehatan, Kantor DPRD, Kantor Gakkumdu, dan Bank Papua.
Baca Juga: Mencekam, 7 Kantor Pemerintahan di Yalimo Dibakar Massa, Warga Ketakutan Ngungsi ke Markas TNI-Polri
2. Ratusan warga mengungsi ke markas TNI-Polri
Sampai dengan Selasa (29/6/2021) malam waktu setempat, ada ratusan warga Yalimo yang mengamankan diri di Polres Yalimo dan Koramil Elelim.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri, meminta jajarannya di Polres Yalimo untuk lebih mengutamakan keselamatan masyarakat agar mereka tidak menjadi korban pelampiasan massa yang tengah emosi.
"Masyarakat yang ketakutan sehingga mengungsi ke polres, kami sudah memerintahkan untuk menggunakan bangunan yang ada dan bangunan pos dan Koramil," ujar Fakhiri, di Jayapura, Selasa (29/6/2021) seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Terungkap! Wakil Bupati Yalimo Tenggak 4 Botol Vodka Sebelum Tewaskan Polwan Christin
3. Jumlah Personel Keamanan Kurang
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengakui kurangnya jumlah personel keamanan di lokasi untuk mengantisipasi efek dari hasil sidang putusan MK tersebut.
Ia pun mengakui ada kesalahan prediksi yang dibuat oleh Polres Yalimo.
Menurut dia, setelah mempelajari situasi di lapangan, aparat keamanan meyakini bila pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil akan dimenangkan oleh Mahkamah Konstitusi, sehingga tidak akan ada reaksi berlebihan dari pendukungnya.
Kapolres, kata Kapolda, begitu percaya tidak akan ada masalah sehingga dia mengembalikan BKO yang ada di Yalimo.
"Dengan itu, jumlah perosnel keamanan yang tinggal di sana, personel Polres berjumlah 40 orang, di tambah TNI dari koramil 50, Pamrawan 751 13 orang," ujar Fakhiri.
Menurutnya, aparat keamanan selalu memonitor perkembangan pembacaan putusan yang dikeluarkan oleh MK terkait sengekta Pilkada Yalimo.
Hingga pukul 14.00 WIT, aparat masih meyakini pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil yang bersaing dengan pasangan Lakiyus Peyon-Nahum Mabel, akan menang.
Terlebih Distrik Elelim, sebagai ibu kota dari Kabupaten Yalimo merupakan salah satu basis terkuat dari pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil.
"Masyarakat di ibu kota Yalimo itu pendukung pasangan nomor urut 1, tentunya dengan mengetahui putusan itu dengan seketika mereka membakar. Apa yang terjadi di luar kesiapan dari Kapolres," terang Fakhiri.
Dengan kurangnya personel dibandingkan jumlah massa yang anarkis, maka prioritas utama aparat keamanan sata kejadian adalah untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.
Penulis : Gading Persada Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV