Dinas Kesehatan Sleman Kewalahan dengan Lonjakan Kasus Covid-19, Ini Penyebabnya
Update corona | 28 Juni 2021, 21:32 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Sleman tak ayal membuat Dinas Kesehatan setempat kewalahan.
Sebab, angka Covid-19 tertinggi sebelumnya terjadi pada Januari 2021 sebanyak 3000-an kasus.
Sementara, pada Juni 2021, tepatnya per 27 Juni, angka Covid-19 di Sleman sudah mencapai 5.587 kasus.
"Adanya lonjakan kasus Covid-19 sebenarnya sudah kami prediksi, tetapi kami berpikir angka kasusnya seperti yang terjadi pada Januari 2021," ujar Joko Hastaryo, Kepala
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, dalam jumpa pers virtual, Senin (28/6/2021).
Karena berkaca pada lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi pada Januari 2021, maka kapasitas tempat tidur rumah sakit dan shelter yang diperhitungkan pun tidak
jauh dari kejadian awal tahun ini.
Faktanya, lonjakan kasus Covid-19 di kabupaten ini justru naik hampir dua kali lipat dari awal tahun.
Baca Juga: Warga Sleman Diminta untuk di Rumah Saja Selama Sepekan, Begini Isi SE Bupati
"Kami sampai speechless, tidak bisa berkata-kata," ucapnya.
Kapasitas tempat tidur sebenarnya sudah ditambah, demikian pula shleter Covid-19.
Bahkan tempat isolasi pasien Covid-19 di asrama haji juga sudah dibuka kembali.
Joko menilai secara subyektif penyebab angka kasus Covid-19 melonjak sebenarnya sudah dipahami orang banyak.
Ia menilai secara subyektif karena belum ada tolok ukur atau penilaian secara objektif terkait situasi saat ini.
Libur lebaran pun dinilai menjadi salah satu penyebabnya.
Sekalipun cuti sudah dipotong, namun hari libur tetap dimanfaatkan orang untuk bepergian.
Aktivitas masyarakat yang tidak menurun bahkan cenderung meningkat bisa dilihat ketika melihat jalanan yang padat.
Varian baru corona juga disinyalir menjadi penyebab
kenaikan angka kasus Covid-19 mengingat penularannya semakin mudah dan cepat.
Baca Juga: Candi di Sleman Tutup dan Tidak Terima Wisatawan sampai 2 Juli 2021
"Lalu digalakkan tracing di Sleman, satu kasus tracing minimal dengan 15 kontak erat, hasilnya semakin banyak yang kena tracing, semakin banyak yang positif Covid-19," tandas Joko.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV