> >

IGD di Sejumlah Rumah Sakit Yogyakarta Lakukan Sistem Buka Tutup, Ada Apa?

Update corona | 28 Juni 2021, 21:20 WIB
Rumah sakit dan tenaga medis kewalahan merawat pasien akibat lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini. Pada Kamis (24/6/2021) Indonesia mencetak rekor terbaru dengan 20.574 kasus harian Covid-19.. (Sumber: KompasTV/Ant)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Sejumlah rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberlakukan sistem buka tutup Instalasi Gawat Darurat (IGD) akibat lonjakan pasien Covid-19.

RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul, DIY salah satunya yang menutup sementara IGD-nya.

Ruang IGD tersebut ditutup sejak Minggu (27/6/2021) malam karena terjadi penumpukan pasien.

Menurut rencana, IGD rumah sakit itu akan dibuka kembali pada Senin (28/6/2021) malam.

”Ini sifatnya dinamis, kita melihat perkembangan di lapangan,” kata Kepala Subbagian Hukum, Pemasaran, dan Kemitraan RSUD Panembahan Senopati Siti Rahayuningsih, Senin (28/6/2021), seperti dikutip dari Kompas.id.

Siti menjelaskan, penutupan IGD itu dilakukan karena ada penumpukan pasien yang belum mendapatkan ruang perawatan.

Dia menyebutkan, hingga Senin siang ini ada sembilan pasien yang masih berada di IGD.

Baca Juga: Pecah Rekor, Angka Kematian Akibat Covid-19 di DIY Capai 32 Kasus per Hari

Pasien yang ada di IGD itu, lanjut Siti, mengalami gejala dengan kondisi berat.

Oleh karena itu, mereka seharusnya dirawat di ruang perawatan.

Namun, karena ruang isolasi pasien Covid-19 di RSUD Panembahan Senopati penuh, para pasien tersebut terpaksa ditempatkan di IGD.

Menurut Siti, jika penumpukan pasien yang ada di IGD itu sudah bisa diurai, IGD RSUD Panembahan Senopati akan dibuka kembali pada Senin malam pukul 20.00 WIB. 

Namun, apabila penumpukan pasien itu belum bisa diurai, penutup IGD bisa diperpanjang.

Hal serupa juga dialami Rumah Sakit Panti Rapih, Kota Yogyakarta.

Pada Sabtu (26/6/2021), rumah sakit di pusat kota itu juga sempat mengalami lonjakan pasien di IGD.

Saat itu, sedikitnya ada 12 pasien yang berada di IGD. Padahal, kapasitas IGD rumah sakit itu hanya delapan pasien.

Kondisi itulah yang sempat membuat IGD RS Panti Rapih tidak bisa menerima pasien untuk sementara pada Sabtu malam pukul 19.00 WIB hingga Minggu pukul 07.00 WIB. 

”Di satu sisi, kami ingin melayani. Tetapi di sisi lain, tenaga kami juga sangat terbatas sehingga kami lakukan pengaturan dengan tidak menerima (pasien) sementara agar kami bisa fokus melayani pasien yang sudah ada di IGD,” terang Direktur Utama Rumah Sakit Panti Rapih Triputro Nugroho.

Triputro menyebutkan, RS Panti Rapih terpaksa memberlakukan buka-tutup IGD agar bisa mengurai penumpukan pasien yang terjadi di IGD.

Saat penumpukan pasien sudah bisa terurai, RS Panti Rapih pun membuka kembali IGD dan bisa menerima pasien baru.

”Istilahnya memang buka-tutup. Saat kondisi sudah terkendali, kita membuka kembali IGD,” ucapnya.

Di samping itu, puluhan karyawan RS Panti Rapih juga terpapar Covid-19 sehingga jumlah tenaga kesehatan yang bisa melayani pasien berkurang.

Triputro menyebutkan, sejak Mei 2021 ada 31 karyawan RS Panti Rapih yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Sebanyak enam orang di antaranya merupakan dokter, sementara sisanya adalah perawat dan petugas administrasi.

Baca Juga: Lonjakan Kasus Covid-19 Kian Mengkhawatirkan, Ini Pernyataan Sikap MCCC PW Muhammadiyah DIY

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU