Strategi Gerilya Ganjar: Lockdown Tiap RT di Zona Merah yang Berjumlah 7.000 Lebih
Update corona | 28 Juni 2021, 20:23 WIBSEMARANG, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memutuskan untuk mengambil strategi gerilya dalam menangani lonjakan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Ganjar meminta kepada seluruh kepala daerah di Jateng untuk langsung menerapkan lockdown pada tingkat rukun tetangga (RT) bagi yang masuk kategori zona merah.
Langkah ini diambil Ganjar, lantaran ia belum berencana memberlakukan pembatasan skala provinsi untuk menekan laju penularan Covid-19.
Menurut Ganjar, lockdown tidak akan optimal jika hanya satu atau dua wilayah teritorial pemerintahan yang melakukannya, perlu partisipasi seluruh daerah risiko tinggi di Indonesia untuk itu.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Buka Call Center Covid-19, Masyarakat Jateng Bebas Konsultasi 24 Jam
"Ini mesti satu pulau kompak. Jadi kalau memang mobilitas warga dikurangi, mari kita bersama-sama setop mobilitasnya. Maka kita gerilya dari bawah, minimal di tiap RT zona merah kita lockdown," kata Ganjar usai rapat penanganan Covid-19 bersama Wamenkes secara daring, Senin (28/6/2021).
Hingga hari ini, Ganjar menyebutkan, telah ada lebih dari 7.000 RT di Jateng yang berstatus zona merah. Jumlah tersebut bertambah dari catatan semula yang hanya sebanyak 5.757 RT.
"Kalau kemarin ada 5.700 RT yang masuk zona merah, hari ini sudah 7.000 lebih. Maka saya minta harus lockdown. Harus sekarang, kalau kemarin enggak, maka sekarang harus," tegasnya.
Dengan penerapan lockdown tingkat RT, Ganjar percaya, penanganan kasus Covid-19 di Jateng dapat dikendalikan.
Ganjar menambahkan, untuk membantu jalannya pembatasan wilayah di tingkat RT, Babinsa atau Bhabinkamtibmas akan diterjunkan untuk menjalankan tugas pengamanan.
Baca Juga: Ganjar Geram Kades di Grobogan Joget Bareng Biduan: Kondisi Begini Malah Pesta-Pesta, Harus Diproses
Selain lockdown seluruh RT yang masuk zona merah, Ganjar juga meminta adanya keseragaman dalam penanganan Covid-19 antar wilayah di Jateng.
"Misalnya kalau ada satu daerah yang effort-nya bagus terkait penambahan tempat tidur di rumah sakit atau isolasi terpusat, daerah lainnya juga harus ikut. Sebab kalau tidak, maka rakyat akan cari fasilitas-fasilitas bagus di daerah tetangga," jelasnya.
Dengan begitu, harapannya tiap kepala daerah memiliki tanggung jawab pada rakyatnya sehingga sinergitas akan bisa berjalan.
"Bupati dan wali kota (harus) punya tanggung jawab pada rakyatnya di wilayah masing-masing, jadi tolong saling membantu. Kalau masing-masing tanggung jawab pada daerahnya sendiri, maka ini akan bagus," tutur Ganjar.
Baca Juga: Ganjar Buat Call Center Covid-19, 24 Jam Layani Pertanyaan Warga Jateng soal Kesehatan
Sejalan dengan apa yang telah diperintahkannya, Ganjar juga meminta seluruh kegiatan yang dapat memicu kerumunan untuk ditunda sementara waktu.
Bupati dan wali kota diminta bertindak tegas dan tak segan untuk melarang kegiatan-kegiatan yang berpotensi dihadiri banyak orang.
"Kalau nekat, bubarkan. Tidak boleh ragu. Karena kondisi ini butuh perhatian lebih serius lagi," kata Ganjar, menegaskan salah satu protokol kesehatan yakni menjaga jarak.
Dalam catatannya, Ganjar mengungkapkan, telah ada 25 kabupaten/kota di Jateng yang masuk zona merah.
"Maka saya akan kirimkan instruksi khusus. Kalau kemarin kan hanya surat edaran, rasanya kalau hanya surat edaran kurang maksimal. Maka sekarang saya keluarkan perintah, instruksi. Mudah-mudahan nanti malam instruksinya sudah jadi dan langsung saya bagikan," pungkasnya.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV