Berkaca pada Lonjakan Covid-19 di Kudus, Ganjar: Abai Prokes Akibatnya Memilukan
Update corona | 24 Juni 2021, 11:25 WIBJAWA TENGAH, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak masyarakat berkaca pada lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Kudus.
Menurut Ganjar dari Kadus kita bisa belajar banyak. Sebab, situasinya beda sama lonjakan di daerah lain.
“Mengapa kasus Kudus ini menjadi penting untuk saya ceritakan, karena kasus Kudus ini, kok, menurutku berbeda dengan kasus lainnya,” cerita Ganjar di akun YouTube pribadinya, Rabu (23/6/2021).
Baca Juga: Ganjar Ingatkan Para Kades di Wilayah Zona Hijau: Jogo Tonggo Diaktifkan, Jangan Lengah
Kata Gubernur Jateng dua periode itu, perbedaanya setidaknya ada pada dua hal:
Pertama, kata Ganjar adalah penyebarannya yang sangat cepat. Ia mengatakan kalau kasus yang terjadi di daerah-daerah landai-landai saja.
“Tapi kalau kasus di Kudus ini datangnya seperti air bah. mak byuk. Tiba-tiba saja yang terkena covid melonjak sangat tinggi, melonjak sangat drastis,” jelas Ganjar.
Kedua, lanjutnya, jumlah penderita Covid-19 yang meninggal dunia tergolong tinggi.
“Waktu saya diberitahu lonjakan kasus di Kudus itu, saya mak deg (kaget) mak tratap,” cerita Ganjar.
Saat itu Gabjar mengaku langsung mengira-ngira bahwa janga-jangan Covid-19 yang menimpa Kudus itu adalah varian Delta.
Varian yang sebelumnya menyerang India.
Namun untuk meyakinkan hal tersebut, lanjut Ganjar bercerita, kemudian dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS).
“WGS itu diambil 72 sampel dari yang positif Covid-19, dan hasilnya Masya Allah ternyata 62 diantaranya terkonfirmasi terpapar virus corona varian Delta,” kata Ganjar menceritakan suasana genting Covid-19 di Kudus beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Curhat Ganjar Pranowo Dapat Surat dari India Perihal Varian Delta di Kudus
Dari data tersebut, Ganjar mengambil kesimpulan bahwa varian Delta telah menjangkiti mayoritas warga Kudus yang terkena Covid-19.
“Berarti kira-kira ya 80% lebih, dari sampel yang ada,” tambahnya.
Melihat kondisi yang dialami Kudus, Ganjar berharap masyarakat mengerti dan bisa menjadikannya sebagai pelajaran untuk tetap mematuhi dan taat protokol kesehatan.
“Bapak, ibu, dulur-dulurku kabeh pasti sudah paham kalau varian Delta untuk saat ini adalah varian yang paling ganas,” tutur Ganjar.
“Kata WHO, varian itu 60% lebih cepat menular dan menimbulkan gejala yang lebih parah dari varian aslinya,” pungkasnyanya.
Baca Juga: Jejak Sejarah Penyakit di Kudus
Penulis : Hedi Basri Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV