> >

Kearifan Lokal Warga Pesisir Banyuwangi Deteksi Tsunami

Sosial | 11 Juni 2021, 18:18 WIB
Ilustrasi tsunami. (Sumber: Grid.id)

Menurutnya, warga Desa Sarongan sudah terbiasa dan tahu apa yang dilakukan jika terjadi tsunami. Salah satunya jika terjadi gempa besar, mereka sudah pasti mencari tempat tinggi untuk evakuasi diri. Warga juga sudah terbiasa dengan mitigasi skema 20-20-20.

Baca Juga: Ada Potensi Tsunami 29 Meter, Wisata Pantai Selatan di Blitar Sepi Pengunjung

Skema ini adalah pedoman mitigasi bencana bagi masyarakat awam, terutama yang tinggal di kawasan pesisir pantai.

Skema tersebut menjelaskan jika masyarakat merasakan guncangan selama 20 detik, maka setelah itu harus mengevakuasi diri. Sebab, dalam 20 menit potensi tsunami akan terjadi. Selanjutnya, masyarakat diimbau lari menjauhi pantai menuju tempat yang lebih tinggi, dengan ketinggian minimal 20 meter.

“Kami sudah persiapkan daerah 20 meter ke atas, ini agar masyarakat aman. Kami sudah memberi angan-angan ke masyarakat, hingga pengenalan tanda-tanda," kata dia seperti dikutip dari Kompas.com.

Ingatan Agus pun langsung kembali pada tahun-tahun sebelum 1994 yang disebutnya saat itu masyarakat memang belum tahu apa itu tsunami dan tanda-tandanya.

"Dulu tak tahu, sekarang sekali ada gempa meski tak kuat, sudah lari. Jika sirine bunyi langsung lari," tambahnya.

Baca Juga: Ramai Informasi Potensi Tsunami 29 Meter, Wisata Pantai Sepi Pengunjung

Latihan mitigasi semacam ini selalu dilakukan 2 hingga 3 kali dalam setahun. Hal ini untuk mempertajam insting warga jika ada tanda-tanda tsunami. Ia menjelaskan, Destana merupakan desa tangguh bencana yang dibentuk BPBD. Destana beranggotakan 35 orang yang bertugas memberikan sosialiasi bencana.

"Ruhnya kami di sosialisasi, minimal 2-3 kali dalam setahun mitigasi bencana," katanya.

Terpisah, Kasi Pencegahan Bencana BPBD Banyuwangi, Yusuf Arif mengatakan ada 6 desa di pesisir pantai selatan Banyuwangi yang membentuk Destana. Di antaranya Desa Sumberagung, Desa Pesanggaran, Sarongan, Grajagan, Muncar, dan Kedungringin.

"Di desa-desa tersebut sudah dilengkapi rambu dan jalur evakuasi ketika sewaktu-waktu bencana datang," tandas dia.

Penulis : Gading Persada Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU