Kerap Disiksa, 5 TKW di Malang Loncat dari Gedung Setinggi 15 Meter, 2 Orang Patah Tulang
Berita daerah | 11 Juni 2021, 13:07 WIBMALANG, KOMPAS.TV - Lima orang calon tenaga kerja wanita (TKW) nekat melompat dari gedung setinggi 15 meter di Malang, Jawa Timur. Akibatnya dua orang mengalami patah tulang dan satu lainnya mengalami luka ringan.
Lima TKW tersebut berusaha kabur dari gedung balai PT Central Karya Semesta (CKS).
Menurut pengakuan salah seorang korban, para TKW kerap disiksa. Bahkan ketika ada rekan mereka yang meninggal dan didatangi polisi, para TKW ini juga dipaksa untuk diam. Karena jika mereka nekat berbicara mereka akan dihukum.
Tak hanya itu, handphone milik para TKW juga ikut disita.
Korban juga menuturkan jika PT yang menaunginya ini bukan merupakan PT resmi.
"Kita disiksa, PT-nya bukan PT resmi, tiap hari didatengin polisi tapi kita enggak dikasih turun, kita enggak dikasih ribut."
"Kita disuruh diam, kalau kita ngomong kita dihukum. HP kita disita," ungkap salah seorang korban, dalam tayangan video Kompas TV, Jumat (11/6/2021).
Baca juga: Lima Calon TKW di Malang Kabur, Lompat Dari Lantai 4 Gedung Penampungan
Dilansir dari Tribunnews, seorang warga yang menolong calon TKW yang patah tulang akibat terjatuh, Halimah (25), mengaku sempat menanyai mereka.
Menurut Halimah, mereka merasa tersiksa di balai latihan kerja tersebut. Bahkan, keterangan dari mereka yang terjatuh menyatakan, mayoritas para calon TKW ingin kabur dari balai tersebut.
Adapun lokasi Balai Latihan Kerja Luar Negeri PT CKS terletak di Jalan Rajasa, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Lima calon TKW tersebut kabur secara heroik pada Rabu (9/6/2021) pukul 19.00 WIB.
Hingga kini, kasus kaburnya para TKW ini masih diselidiki oleh polisi.
Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Tinton Yudha Riambodo, mengatakan pihaknya sempat melakukan olah TKP di lokasi kejadian.
Baca juga: Polisi Usut 5 Calon TKW di Malang Yang Kabur Dari Gedung Penampungan
Kompol Tinton mengaku saat ia datang ke lokasi kejadian belum bisa meminta keterangan dari korban. Namun untuk sekarang, ia masih berusaha untuk mengumpulkan beberapa saksi-saksi.
"Saya sempat melakukan olah TKP di sana, kita masih mengumpulkan beberapa saksi-saksi. Untuk korban sendiri pada saat kita dateng memang belum bisa kita mintai keterangan. Jadi progres kita hari ini masih memeriksa saksi-saksi saja."
"Masih dalam proses pemeriksaan, karena para saksi tidak bisa kita paksa untuk datang pada malam hari itu juga karena situasi sudah sangat malam. Hari ini baru kita lakukan pemeriksaan," terang Kompol Tinton kepada Kompas TV, Jum'at.
Penulis : Baitur Rohman Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV