> >

Bersiap Kuliah Tatap Muka, ITB Wajibkan Mahasiswa Karantina 2 Minggu

Update | 20 Mei 2021, 08:21 WIB
Rektor UNS Solo Jamal Wiwoho meninjau pelaksanaa uni coba kuliah tatap muka di kampus setempat, Rabu (7/4/2021) (Sumber: KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

BANDUNG, KOMPAS.TV - Institut Teknologi Bandung (ITB) bersiap  akan menggelar kuliah tatap muka pada semester pertama tahun akademik 2021/2022 (Juli-Agustus). Dengan demikian, mahasiswa diwajibkan karantina selama dua minggu.

Direktur Pendidikan Institut Teknologi Bandung (ITB) Arief Hariyanto menjelaskan, kegiatan akademik luar jaringan (luring) difokuskan pada aktivitas yang membutuhkan pembelajaran langsung, seperti praktikum, workshop, studio, kuliah lapangan, dan tugas besar.

”Protokol karantina mandiri 14 hari atau tes Covid-19 akan menjadi syarat keikutsertaan mahasiswa,” ujarnya, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/5/2021), dikutip dari laman Kompas.id.

Kuliah tatap muka, lanjutt Arief, akan dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Oleh sebab itu, prokes yang ketat akan diterapkan secara konsisten. ”Seluruh fasilitas ITB akan digunakan, termasuk penyediaan asrama, dan tetap dengan prokes yang ketat,” katanya.

Baca Juga: 80 Persen Perguruan Tinggi di DIY Diklaim Siap Laksanakan Kuliah Tatap Muka

Sebelumnya, pada April lalu, ITB telah menjalankan kegiatan akademik secara terbatas sebagai uji coba dalam penelitian pascasarjana, penelitian tugas akhir, kuliah lapangan di kampus Jatinagor, Kabupaten Sumedang. Perkuliahan digelar secara hybrid atau bauran yang mengombinasikan kuliah tatap muka dan daring.

ITB juga membentuk tim satuan tugas (satgas) Covid-19 di setiap fakultas untuk mengawasi prokes dalam kuliah tatap muka. Selain itu, berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam mengendalikan pandemi.

”Penjadwalan akan diatur agar tidak terjadi penumpukan jumlah mahasiswa dalam satu waktu. Seluruh fakultas akan terlibat dalam pengaturan jadwal,” jelasnya.

Adapun pengamat kebijakan pendidikan sekaligus Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia Prof Cecep Darmawan mengatakan, penerapan kuliah tatap muka mesti dipersiapkan dengan matang. Salah satunya memastikan lokasi kampus berada pada zona hijau atau risiko rendah penularan Covid-19.

”Pastikan dosen, tenaga pengajar, dan pegawai sudah divaksin. Bahkan, sebelum masuk (kuliah tatap muka) perlu dites swab untuk memastikan keamanan tidak terpapar Covid-19,” jelasnya.

Syarat tes Covid-19 bagi mahasiswa yang akan mengikuti kuliah tatap muka dinilai belum cukup. Diperlukan jaminan penerapan prokes dengan ketat di tempat tinggal mahasiswa, seperti rumah, asrama, kontrakan, dan indekos.

”Dikhawatirkan kebijakan (prokes) di kampus ketat, tetapi di kos lengah sehingga berpotensi menjadi kluster (penularan Covid-19). Ini perlu menjadi perhatian serius,” ucapnya.

Ia menyarankan perguruan tinggi segera bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan penerapan protokol kesehatan di kawasan asrama dan indekos mahasiswa.

Selain itu, Cecep menambahkan, kuliah tatap muka tidak perlu dipaksakan jika fasilitas kampus tidak mendukung. Sebab, di tengah ancaman pandemi Covid-19 yang belum mereda, keselamatan sivitas akademika harus dikedepankan.

Baca Juga: Intip Persiapan Sejumlah Universitas Jelang Perkuliahan Tatap Muka

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU