Pusat Perbelanjaan Tetap Dibuka, Pemkot Surakarta Akan Awasi Ketat
Update corona | 13 Mei 2021, 09:17 WIBSURAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, akan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat di mal dan pusat perbelanjaan. Diharapkan, penularan Covid-19 dari ruang publik bisa dicegah.
“Harus dijaga (agar tidak terjadi kerumunan). Jika tampaknya sudah maksimal (kapasitasnya), ya, tidak diperbolehkan masuk,” kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani saat dihubungi, Rabu (12/5/2021), dilansir dari Kompas.id.
Ia menjelaskan, sebagai konsekuensi apabila nanti ditemukan kasus positif Covid-19, tempat usaha nantinya harus tutup selama beberapa hari sekaligus ditelusuri kontak pasien positif tersebut.
Kasus positif Covid-19 dari tempat usaha dilaporkan terjadi di Solo Grand Mall, Senin (10/5/2021). Kasus itu berawal dari tes antigen acak yang menyasar sejumlah pegawai mal tersebut. Ada satu kasus positif Covid-19 dari seorang petugas kebersihan.
Temuan kasus positif dilanjutkan dengan tes antigen terhadap 800 pekerja di mal tersebut, Selasa (11/5). Lewat tes massal ini, ditemukan kasus positif tambahan sebanyak tiga orang. Ketiganya bekerja pada sentra makanan.
Semua kasus positif itu tak bergejala sehingga dibawa ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, untuk diisolasi terpusat.
Baca Juga: Aprindo Tolak Aturan Penutupan Mall Selama Lebaran
Meski ada temuan kasus positif, mal masih beroperasi. Penutupan hanya terhadap kios-kios yang ditemukan pasien yang positif. Penutupan dilakukan selama lima hari.
”Semuanya, kan, juga butuh penghidupan. Kita tutup, ya, mereka hidup dari mana? Cuma, ya, didisiplinkan saja. Disiplin protokol kesehatannya,” kata Ahyani.
Ni Wayan Ratrina dari Public Relation Solo Grand Mall menyampaikan, pengelola mal sudah berupaya mengikuti protokol kesehatan ketat sejak diperbolehkan beroperasi. Protokol kesehatan tidak hanya kewajiban bermasker, cuci tangan, dan menjaga jarak, tetapi diadakan pula penyemprotan disinfektan secara rutin di seluruh area mal setiap hari setelah jam operasional selesai.
Secara terpisah, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta Arif Darmawan mengatakan, pihaknya tak memungkiri banyak kerumunan terjadi selama bulan Ramadan. Di awal-awal bulan, kerumunan terdapat pada restoran dan tempat berbuka puasa bersama. Menjelang berakhirnya Ramadan, titik kerumunan bergeser ke mal dan pusat perbelanjaan.
”Hampir seluruh pertokoan modern dan pasar tradisional yang kami datangi terjadi kerumunan. Ini juga dilema. Ketika selama ini begitu sepi, lalu terjadi euforia pembelanjaan,” ujar Arif.
Meski demikian, Arif menyatakan, pihaknya akan bertindak tegas terhadap pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan di semua tempat usaha. Ada petugas yang disiagakan di titik-titik potensi kerumunan.
Baca Juga: Pemkot Surakarta Izinkan Masyarakat Wisata Ke Solo, Asal Lolos Skrining dan Tinggal di Hotel
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV