Pulau Baru Muncul di NTT Pasca Badai Seroja, LIPI Diminta Lakukan Riset
Peristiwa | 17 April 2021, 17:34 WIBNTT, KOMPAS.TV - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk melakukan riset terkait munculnya pulau baru di Kabupaten Rote Ndao, pasca-Badai Seroja yang melanda wilayah tersebut beberapa lalu.
Permintaan tersebut disampaikan juru bicara Pemerintah Provinsi NTT, Marius Ardu Jelamu, Sabtu (17/4/2021) malam, seperti dilansir dari Kompas.com.
Sebelumnya diberitakan, bahwa sebuah pulau baru muncul di Kecamatan Loaholu, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), pasca-badai Seroja.
Baca Juga: Pulau Baru Muncul di Rote Ndao NTT Usai Terjadi Badai Seroja
Kemunculan pulau baru tersebut melahirkan berbagai spekulasi.
Di antaranya, perkiraan bahwa pulau itu muncul akibat pengaruh gelombang tinggi disertai puting beliung ketika Badai Seroja.
"Apakah ketika Badai Seroja melewati laut dan pada saat yang sama putaran angin itu menciptakan satu lubang sehingga sedimen dari dasar laut terangkat ke atas sehingga membentuk pulau baru," kata Marius, mengira-ngira.
Spekulasi lain menyebut pulau yang muncul itu karena di bawahnya terdapat tumpukan sampah.
"Ataukah tanah yang terbawa dari daratan akibat gelombang pasang? Kita tidak tahu," kata Marius.
Baca Juga: Ada Pulau Baru Pasca-Badai Seroja NTT, Warga: Kami Namai Pulau Paskah
Karena itu, diperlukan riset oleh para peneliti untuk mengetahui jelas munculnya pulau itu.
"Memang di Pulau Rote muncul sebuah pulau, sehingga perlu dilakukan penelitian ilmiah secara geologis. Kita harapkan para peneliti dari LIPI untuk datang guna melakukan riset ilmiah terkait fenomena munculnya pulau ini," kata Marius, dikutip dari Kompas.com.
Kendati begitu, menurut Marius, sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Rote Ndao belum melaporkan secara resmi soal kemunculan pulau baru tersebut. Ia sendiri mengetahui fenomena baru itu melalui pemberitaan media massa.
Baca Juga: Pulau Baru Muncul di Rote Ndao NTT Usai Terjadi Badai Seroja
Marius mengatakan, fenomena itu menjadi pertanyaan yang dapat merangsang riset ilmu pengetahuan di waktu mendatang.
"Kita harapkan ada riset dari peneliti LIPI sehingga bisa menjelaskan kepada publik karena ini fenomena alam yang menarik," ujarnya lagi.
Penulis : Hedi Basri Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV