Raup Rp3 Miliar dalam Waktu Kurang dari 2 Tahun dengan Budidaya Tanaman Porang, Begini Caranya
Berita daerah | 8 April 2021, 19:22 WIBMenurut Idris, menanam porang tidak perlu melakukan penebangan liar karena tidak membutuhkan lahan yang luas seperti sawit.
Baca Juga: Bernilai Ekonomis, Dp Canangkan Tanaman Porang Di Lorong
Meski terlihat menggiurkan, Idris menegaskan bahwa untuk berhasil menanam porang, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan.
"Jangan pernah membeli bibit karena harganya murah, beli bibit yang bermutu. Maka, dua hingga tiga tahun ke depan, saya yakin Sumut dengan memakai pola kita akan bisa mendekati bahkan mengimbangi produksi Jawa Timur atau Jawa Tengah, karena kita punya hamparan luas," paparnya.
Pasar Porang
Pemilik Porang Sumatera Boy, Edy Efendi, mengatakan ada 13 negara yang sedang menunggu produksi porang. Di Sumut sendiri kini telah ada 300-an hektar lahan untuk budidaya porang.
Menurut Edy, tanaman porang sudah menjadi kebutuhan Internasional dan sudah mencapai negara Jepang, Korea, China, bahkan Eropa, Amerika, dan Australia.
Baca Juga: Musrembang RJPMD Sulsel, Gubernur Sulsel Apresiasi Syahar Petani Porang Berprestasi
Pihak Edy mengaku sudah berkeliling Pulau Jawa untuk melihat penanaman porang hingga menemukan Porang Sleman Boy yang menurutnya memiliki pola penanaman porang yang unik karena bekerja sama dengan peneliti.
"Penelitian porang ini paling banyak di UGM. Jadi yang dikembangkan Pak Idris ini di-support oleh para peneliti, dan setelah itu hasil dari pengembangannya sangat signifikan sehingga menjanjikan," terang Edy.
Menurutnya, budidaya porang ini bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Untuk petani profesional, dengan modal Rp12 juta dan lahan 400 persegi, tanaman porang bisa menghasikkab Rp120 juta. Sementara untuk petani pemula bisa menghasilkan Rp40 - Rp50 juta.
Baca Juga: Berawal Dari Hobi, Budidaya Bonsai Mampu Raup Keuntungan Sampai Jutaan Rupiah!
Bibit
Hingga saat ini, ketersediaan bibit porang di Sumut masih harus didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Edy menjelaskan, di dua provinsi tersebut, lahan penanaman porang sudah mencapai ribuan hektar, sementara di Sumut masih sekitar 300-an hektar. Sumur sendiri akan memiliki ketersediaan bibit porang dalan 3-4 tahun mendatang.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV