> >

Pengungsi Korban Banjir Bandang di Adonara Flores Timur Kekurangan Selimut dan Alas Tidur

Sosial | 6 April 2021, 20:29 WIB
Pengungsi korban banjir bandang di Pulau Adonara, NTT tidur dengan beralaskan terpal. Bantuan selimut dan alas tidur belum tiba di posko pengungsian. (Sumber: KOMPAS TV)

KUPANG, KOMPAS.TV – Pengungsi korban banjir bandang di Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur masih membutuhkan bantuan khusunya selimut dan alas tidur. 

Di salah satu posko pengungsian yang ditempat sekitar 200 warga yang masih kekurangan bantuan.

Siti Aminah, relawan di posko pengungsian tersebut menjelaskan kebutuhan pokok saat ini sudah tercukupi.

Baca Juga: Pascabanjir Bandang NTT, Rumah dan Jalan Penghubung Kecamatan Masih Tertutup Lumpur

Namun untuk bantuan berupa selimut dan alas tidur belum mencukupi.

Terlebih para pengungsi yang berada di pos pengungsian ini kebanyakan anak-anak dan lansia.

“Saat ini pengungsi masih tidur di ruangan dengan beralaskan terpal, bantunan dari pemerintah daerah belum masuk ke sini,” ujar Siti saat ditemui reporter Kompas TV, Selasa (6/4/2021).

Sementara itu, evakuasi korban banjir bandang di Desa Ile Boleng, Adonara, Flores Timur terkendala alat berat

Petugas dibantu warga melakukan evakuasi jenazah yang terkubur lumpur banjir bandang dengan tangan kosong dan alat seadanya.

Baca Juga: Mensos Risma Perintahkan Tim Tagana Dirikan 8 Posko dan Dapur Umum untuk Korban Bencana NTT

Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Malaka, NTT evakuasi korban bencana juga dilakukan dengan alat seadanya.

Aparat membuat tali panjang untuk mengevakuasi warga keluar dari lokasi bencana.

Danki Kompi Senapan E/Yonif 744 A Geger menjelaskan, evakuasi terhambat lantaran kurangnya alat yang dibutuhkan, seperti perahu karet dan traktor.

Baca Juga: Ungkap Dahsyatnya Siklon Seroja di NTT, Kepala BMKG: Ini yang Terkuat

“Sementara evakuasi berjalan lancar, cuma terkendala dengan alat prasarana. Yang dibutuhkan saat ini perahu karet lengkap dengan mesin dan kalau bisa traktor,” ujar Geger.

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU