Korban Bom di Gereja Katedral Makassar Bertambah Menjadi 20 Orang
Peristiwa | 28 Maret 2021, 18:40 WIBMAKASSAR, KOMPAS.TV - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan memperbarui informasi korban bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, per pukul 17.00 WITA.
Korban luka menjadi 20 orang. Sementara korban tewas berjumlah dua orang. Satu orang yang diduga kuat pelaku bom bunuh diri, dan satu orang lagi merupakan warga yang kebetulan berada dekat lokasi.
Namun informasi terakhir menyebut, kedua korban tewas adalah terduga pelaku bom bunuh diri.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam mengatakan, para korban menderita tingkat luka berbeda-beda, mulai berat, sedang, hingga ringan. Para korban bom bunuh diri saat ini dirawat di tiga rumah sakit di kota Makassar.
Kapolda menyebut selain RS Stella Maris, korban luka, ada juga yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara dan RS Siloam.
"Sampai saat ini di RS Bhayangkara ada 7, Siloam 4 dan sisanya di RS lainnya. Total 20 orang," jelas Irjen Merdisyam, Minggu (28/3/2021) siang.
Merdisyam juga menambahkan, "Kondisi korban ada luka berat dan sedang. Kalau yang ringan sempat diberikan pengobatan ada yang rawat jalan dia sudah pulang," lanjutnya.
Sedangkan yang parah atau yang mengalami luka bakar masih dirawat intensif dokter dan petugas kesehatan. "Kalau yang luka bakar ini kita rawat intensif di RS Bhayangkara," terangnya.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri Makassar, Gus Miftah Anggap Pelaku Tidak Punya Otak
Cerita Korban
Seorang warga bernama Laele memberikan kesaksiannya detik-detik saat bom meledak di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/03/2021).
Pria 56 tahun itu mengatakan, waktu kejadian ia bersama istrinya tengah melintas di kawasan tersebut. Laele dibonceng istrinya Sitti Naima dengan sepeda motor miliknya.
Keduanya diketahui dalam perjalanan pulang ke rumah di Jalan Veteran Selatan, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, "Saya pas pulang terapi air laut dari Pantai dekat benteng, pulang lewat Jalan Kajaolalido, pas depan Katedral ada banyak orang dan langsung meledak," kata Laele.
Laele sehari-hari bekerja sebagai penyuluh agama Islam non-ASN tingkat kelurahan di Mamajang, Makassar.
"Saya belum bisa bawa motor karena sakit, jadi istri yang bonceng," ujar warga Lorong VIII Jalan Veteran Selatan Lr. 8 No. 3B, Kecamatan Mamajang, Makassar.
Laele bercerita, motor yang dikendarai istrinya hanya kecepatan minim. "Pelan-pelan sekali. Pas lewat Jalan Kartini, karena ada mobil dan banyak orang, saya bilang pelan-pelan. Baru bicara langsung meledak," imbuhnya.
Dia mengaku trauma dan kaget bukan kepalang akibat ledakan besar diikuti api dan asap pagi tadi. Motornya oleng lalu dia dan istrinya lihat tubuh manusia berserakan seperti rambut di trotoar jalan.
"Ngeri sekali Pak, seumur hidup baru saya lihat yang begitu," ujarnya terbata-bata via telepon. Pasalnya saat itu lalu lintas relatif sepi dan tak banyak kendaraan.
Saat dikonfirmasi Tribun, sekitar pukul 12.13 WITA, dia baru menunaikan salat zuhur di rumahnya.
"Alhamdulillah saya dan istri selamat Pak," ujarnya dengan nada bicara yang masih gagap dan nafas tersengal.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV