> >

Kisah Toleransi Beragama Sejak 1983, Berbagi Lahan untuk Gereja dan Masjid di Pontianak

Berita daerah | 26 Desember 2020, 20:30 WIB
HKBP Jeruju yang bersebelahan dengan Masjid Nurbaitillah di Pontianak (Sumber: Youtube.com/ Kompastv)

KOMPAS.TV - Perayaan natal di tengah pandemi tahun ini berlangsung dengan sederhana.

Meski begitu, hari raya berlangsung dengan nuansa damai, suka cita dan penuh toleransi antar umat beragama.

Perayaan natal dengan toleransi yang terjalin antar umat beragama berlangsung di Kelurahan Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak.

Saat jemaat HKBP Jeruju sedang melaksanakan kebaktian, sejumlah remaja masjid turut membantu mengatur kendaraan para jemaat yang datang.

Menurut Pendeta Bonar Tunggul Pasaribu, toleransi ini sudah terjalin lama sejak gereja dibangun tahun 1983 dan kemudian masjid dibangun tepat disebelahnya.

Saat perayaan keagamaan warga saling tolong menolong dan menghargai karena bangunan gereja dan masjid hanya dibatasi pagar setinggi dua meter.

Saat hari raya natal di gereja HKBP, Masjid Nurbaitillah mengecilkan volume pengeras suara ketika ibadah sholat jumat berlangsung dan begitu pula sebaliknya.

Sementara di Maros, Sulawesi Selatan, momentum perayaan natal di tengah pandemi Covid-19 tetap dirayakan dengan nuansa damai dan penuh suka cita.

Meski hidup sebagai minoritas di lingkungan muslim, hari raya natal di Gereja Pammai berlangsung khidmat.

Dusun Kappang, Desa Labuaja, Kabupaten Maros, dijuluki kampung toleransi karena keharmonisannya telah berlangsung sejak tahun 1963, meski warga berbeda keyakinan.

Saat pelaksanaan ibadah berlangsung dengan protokol kesehatan, puluhan jemaat kristiani di jaga ketat TNI dan Polri, bersama warga muslim di kampung ini.

Di Labuaja ini ada dua agama dalam satu keluarga, tapi itu rukun saja dalam rumah tangga, seumpama ada natal seperti ini orang muslim sediakan makanan.

Begitu juga saat ada kegiatan lebaran kita saling mengunjungi di rumah-rumah baik nasrani maupun muslim.

Toleransi di sini kuat, belum pernah ada kekacauan antara nasrani dan islam.

Saling membantu tidak hanya terjadi saat hari raya, namun juga saat tradisi keagamaan dengan saling terlibat menyiapkan makanan dan bersilaturahmi.

Penulis : Reny-Mardika

Sumber : Kompas TV


TERBARU