> >

Jawa Tengah Tertinggi Kasus Harian Covid-19 di Indonesia, Ini Tanggapan Ganjar

Update corona | 30 November 2020, 09:20 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo minta warga wajib gunakan masker saat keluar rumah (Sumber: instagram @ganjar_pranowo)

SEMARANG, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis data penambahan kasus harian Covid-19 pada Minggu (29/11/2020).

Tercatat bahwa Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tertinggi di Indonesia.

Baca Juga: SMA 3 Semarang Siap Lakukan KBM Tatap Muka

Berdasarkan data Kemenkes itu, penambahan kasus di Jateng sebanyak 2.036 orang.

Sedangkan DKI Jakarta berada di posisi kedua sebanyak 1.431 kasus dan Jawa Timur di urutan ketiga dengan 412 kasus baru.

Setelah itu adalah Sumatera Barat pada urutan keempat dengan tambahan 273 kasus dan Jawa Barat pada urutan kelima dengan 228 kasus baru. 

Secara kumulatif, DKI Jakarta masih menjadi provinsi tertinggi yang memiliki kasus Covid-19, yakni 135.762 kasus. 

Posisi berikutnya ditempati Jawa Timur dengan 61.483 kasus dan Jawa Tengah dengan 54.997 kasus.

Sementara, berdasarkan situs corona.jatengprov.go.id, terdapat 54.758 kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah hingga 29 November. 

Sehingga terdapat selisih angka sebanyak 233 kasus terkonfirmasi Covid-19 antara pemerintah pusat dan Pemprov Jateng pada 29 November 2020. 

Atas temuan data tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan, masyarakat bisa mengakses data kasus Covid-19 di Jawa Tengah lewat situs https://corona.jatengprov.go.id/. 

"Karena kawan-kawan selalu melakukan update data, maka Pemprov secara terbuka menyampaikan kepada publik melalui situs resmi itu," ujar Ganjar saat dikonfirmasi Minggu (29/11/2020).

Berdasarkan data situs corona.jatengprov.go.id pada 29 November, 54.758 kasus positif Covid-19 di Jateng. 

Dari angka tersebut, sebanyak 8.615 pasien masih dirawat, 42.507 pasien sembuh, dan 3.636 pasien meninggal. 

Kota Semarang merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 tertinggi dengan 8.682 kasus, 642 di antaranya dirawat dan 7.219 sembuh.   

Lalu, Kabupaten Kudus dengan 2.548 kasus positif Covid-19, 2.038 pasien di antaranya sembuh dan 227 kasus aktif. 

Kemudian, Kabupaten Kendal sebanyak 2.544 kasus positif, dirawat 567 orang dan sembuh 1.876 orang. 
Selanjutnya, Kabupaten Jepara total sebanyak 2.513 orang, dirawat 313 orang dan sembuh 2.037 orang.

Terakhir, Kabupaten Kebumen total sebanyak 2.344 orang, dirawat 676 orang dan sembuh 1.629 orang.

Meski terdapat perbedaan jumlah kasus positif antara Pemprov Jateng dan pemerintah pusat, Ganjar mengatakan, timnya terus berupaya menyinkronkan data. 

"Bagian data Dinkes selalu komunikasi dengan pengelola data di Kemenkes dan Satgas agar rilis data tidak berbeda terlalu banyak," katanya. 

Sebelumnya, Ganjar mengungkapkan terdapat data baru yang belum dimasukkan sehingga akan ada perbedaan data dengan pemerintah pusat. 

Perbedaan itu diprediksi mencapai 3.000 kasus, tapi beberapa data tersebut sudah masuk proses verifikasi dan validasi di pemerintah pusat. 

"Beberapa sudah dirilis. Masih ada 1.700-an yang masih proses," ucapnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Siapkan Skenario Pilkada Tanpa Covid-19

Terkait peningkatan kasus Covid-19 di Jateng, Ganjar meminta masarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. 

Pemprov Jateng juga gencar melakukan tes Covid-19 hingga melebihi target yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

"Semua harus disiplin. Testing tidak boleh berhenti," katanya. 

Menurutnya, edukasi terkait penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat perlu ditingkatkan dengan melibatkan segenap tokoh masyarakat dan tokoh agama di setiap daerah. 

"Edukasi soal prokes makin ditingkatkan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama serta elemen masyarakat," tuturnya.   

Sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus Covid.19, Ganjar memastikan penambahan tempat tidur di ruang isolasi dan ICU di seluruh rumah sakit di Jateng. 

Ganjar juga meminta kepada seluruh kepala daerah tidak panik terkait peningkatan kasus Covid-19 tersebut.

Ia menyarankan kepala daerah menggunakan alternatif lain seperti kamar hotel sebagai pusat isolasi jika rumah sakit penuh. 

Ganjar juga meminta kegiatan yang berpotensi menciptakan kerumunan ditunda untuk sementara waktu.

Kegiatan itu, kata dia, juga bisa digelar secara virtual. 

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU