> >

Gempa Bumi 6,3 M di Kepulauan Mentawai Sumbar, Tidak Berpotensi Tsunami

Peristiwa | 17 November 2020, 10:49 WIB
Ilustrasi gempa bumi. (Sumber: Shutterstock)

KOMPAS.TV - Pagi ini, Selasa (17/11/2020), wilayah Kepulauan Mentawai Sumatera Barat diguncang gempa tektonik.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, dari hasil analisis BMKG dan update gempa bumi 6,3 magnitudo terjadi pukul 08.44 WIB di kedalaman 13 KM ini tidak berpotensi tsunami.

Baca Juga: PMI Tingkatkan Upaya Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi

"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,90 LS dan 99,07 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Daya Kota Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 13 km," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (16/11/2020).

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas penyesaran di Investigator Fracture Zone (IFZ) yang dekat dengan batas tumbukan lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike slip fault)," imbuhnya.

Rahmat menjelaskan, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Kota Padang, Painan, Sipora III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).

Selain itu, termasuk juga di Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, Pariaman, Kepahiang II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan truk berlalu).

Tak terkecuali di Pasaman, Kerinci, Payakumbuh, Solok Selatan I-II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). 

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Yang pasti, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Baca Juga: Penjelasan BMKG soal Penyebab Cuaca Panas Akhir-Akhir Ini Padahal Musim Hujan

Ia menambahkan, hingga pukul 9-an pagi ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). 

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata Rahmat.

Di samping itu, lanjut Rahmat, pastikan juga informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU