> >

Bukan Sekadar Pameran Seni Rupa di Yogyakarta, Ini Alasan Orang Wajib Datang ke Nandur Srawung #7

Budaya | 6 Oktober 2020, 16:07 WIB
Perhelatan pameran seni rupa tahunan Nandur Srawung #7 kembali digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada 12 sampai 21 Oktober 2020. (Sumber: Switzy Sabandar)

Protokol kesehatan yang dimaksud meliputi, wastafel ramah sentuh, infra red thermal camera, pengunjung wajib membersihkan sepatu di area disinfeksi yang sudah disediakan. Pengunjung dari luar kota wajib menunjukkan surat bebas Covid-19 melalui hasil tes rapid atau swab.

Untuk karya yang dipamerkan pun tidak kalah steril. Ada lima UV light yang secara otomatis menyinari ruang pamer dan karya yang dipajang ketika tidak ada pengunjung. Fungsi UV light ini adalah untuk membunuh virus dan bakteri. Air purifier juga terpasang di ruang pameran.

Sederet program lainnya yang ditawarkan dalam Nandur Srawung #7, meliputi, residensi daring Wiwitan: Restart! berupa residensi mandiri yang bersifat outing dan kolaborasi dengan rekanan yang dipilih oleh peserta residensi, webinar Nandur Kawruh, talkshow Srawung Sinau, serta Srwung Pasar.

Untuk pertama kali juga, Nandur Srawung menghadirkan pembicara dari luar negeri. Menurut Ira, pandemi membuat pembicara seminar menjadi tidak terbatas tempat karena acara digelar secara daring.

Baca Juga: Anak Kebutuhan Khusus Antusias Diajar Membatik

Endang Lestari, salah satu seniman yang berpartisipasi dalam Nandur Srawung #7, menampilkan instalasi berjudul Pesta Spora. Karya yang menggambarkan pertumbuhan spora dan dibuat menggunakan proyektor serta permainan cahaya ini mengandung pesan merayakan kehidupan.

“Spora ini bertumbuh dan karya dalam pameran seni rupa ini ingin merayakan pertumbuhan atau kehidupan, dalam situasi apapun, termasuk pandemi, semangat kehidupan selalu dirayakan,” ucapnya.

Penulis : Switzy-Sabandar

Sumber : Kompas TV


TERBARU