> >

Siswa MAN 2 Kota Malang Temukan Buah Misterius Pembunuh Hipertensi

Edukasi | 7 September 2024, 12:42 WIB
Dua siswa MAN 2 Kota Malang bernama Gaea Alexa Sulthana (16) dan Bylqhiz Ghanisah Bustomi (16) saat bersama guru pembimbing penelitian Wila Azaria tampil di Expo Myres (Madrasah Young Researcher Supechamp) 2024 yang dihelat di Kota Ternate, Maluku Utara, pada 3-6 September 2024. (Sumber: Dok Humas Kemenag RI)

Enzim yang dihasilkan dalam mekanisme ACE Inhibitor ini dapat pula membantu mencegah atau mengatasi kerusakan ginjal dengan cara mengurangi tekanan di pembuluh darah ginjal. 

Penelitian ini menggunakan juga teknik molecular docking, yaitu teknik komputasi yang digunakan untuk memprediksi interaksi antara dua atau lebih molekul, sehingga dapat dipakai untuk mendesain obat.

"Kemudian kita coba teliti kandungannya serta manfaat yang dapat dipakai dari sifat kimiawi buah ini," katanya. 

Buah Loa dari pohon tradisional langka yang oleh masyarakat di Malang, Jawa Timur dikenal dengan sebutan pohon Loa (Sumber: Dok Humas Kemenag RI)

Hasil akhir dari penelitian ini adalah buah Loa (ficus facemosa) memiliki kandungan antioksidan tinggi dari jenis triterpenoid, fenolik, flavonoid, alkaloid, tannin, dan saponin yang mampu menangkal radikal bebas biang keladi hipertensi. 

Dalam buah Loa, seluruhnya ada 12 senyawa yang secara efektif menggempur pengapuran pembuluh darah. 

Menurut hasil lab, ekstrak metanol Loa memiliki nilai IC50 sebesar 69,05 µg/ml, yang tergolong kuat menangkal radikal bebas.

Sifat-sifat buah Loa itu sangat cocok dengan kebutuhan medik di Indonesia, di mana hipertensi masih menjadi silent killer utama di negeri ini. 

Prevalensi penderita darah tinggi di Indonesia mencapai 63 juta orang, yang diperkirakan meningkat hingga 29% pada tahun 2025.

Guru pembimbing penelitian tersebut, Wila Azaria mengatakan, temuan ini baru menjadi konsep, belum diracik sebagai produk yang siap pakai. 

Namun temuan siswa MAN 2 Kota Malang ini telah mengantongi Surat Pencatatan Penciptaan dari Kementerian Hukum dan HAM RI. 

"Untuk dapat menjadi obat yang siap dikonsumsi masih memerlukan proses lanjutan," lanjut Wila. 

Menurutnya, masih harus dicoba ditambahkan pelarut untuk menghasilkan karakteristik yang lebih baik. 

Kemudian masih perlu pengujian high performance liquid chromatography (HPLC) dan tentu saja pengujian in vivo, yaitu pengujian yang dilakukan pada organisme hidup, seperti hewan atau manusia.

Bila hal-hal seperti ini dapat menjadi produk, maka akan mendatangkan manfaat ekonomi yang luar biasa. 

Baca Juga: Siswi MTsN 2 Kota Surabaya Temukan Detektor Dini Disleksia, Dapat Dideteksi secara Instan

Pada saat dunia medik di dunia membutuhkan banyak bahan mentah dari negara-negara tropis, Indonesia malah memiliki banyak sumber daya terbuang-buang. 

Di Kabupaten Malang yang berdataran tinggi terdapat berhektar-hektar pohon Loa, khususnya di daerah-daerah basah. 

"Selama ini masyakarat tidak tahu untuk apa, dan dunia Industri tidak meliriknya sebagai aset ekonomi bernilai tinggi," pungkasnya.

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU