> >

Kemal Gani Berdayakan Perempuan dan Anak Melawan Kemiskinan Melalui Pendidikan di UNCSW68

Edukasi | 21 Maret 2024, 01:00 WIB
Prita Kemal Gani, Pendiri dan CEO LSPR serta perwakilan Indonesia dari Kowani, menyoroti peran kewirausahaan dalam mengatasi kemiskinan melalui pendidikan pada peringatan Hari Perempuan Sedunia di New York. (Sumber: LSPR)

JAKARTA, KOMPAS TV - Hari Perempuan Sedunia yang diperingati pada 8 Maret setiap tahunnya, membawa kesadaran akan peran pentingnya pendidikan dalam memajukan kewirausahaan untuk mengatasi masalah kemiskinan yang semakin meningkat.

Pendidikan dianggap sebagai kunci utama untuk membuka peluang ekonomi bagi perempuan, yang memungkinkan mereka untuk membangun keterampilan dan pengetahuan untuk menjadi pengusaha yang sukses.

Dengan pendidikan yang memadai, perempuan dapat memperoleh akses yang lebih luas terhadap sumber daya dan peluang, sehingga membantu mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat.

Prita Kemal Gani, Founder dan CEO London School of Public Relations (LSPR) sekaligus perwakilan Indonesia dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani), menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam memajukan kewirausahaan sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan, dalam peringatan Hari Perempuan Sedunia di New York.

Pernyataan ini disampaikannya saat side event CSW68 (United Nations Commission on the Status of Women 68 Session) yang berlangsung pada (18/3/2024), di Kantor Pusat PBB, New York, Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Peringati Hari Perempuan Internasional, Ratusan Mahasiswa di Malang Turun ke Jalan

Menurut laporan dari Website UN Women, satu dari setiap sepuluh perempuan di dunia hidup dalam kondisi kemiskinan ekstrem. Jumlah perempuan dan anak perempuan yang tinggal di daerah yang terkena dampak konflik telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 2017, mencapai lebih dari 614 juta. Di daerah yang terkena konflik, perempuan memiliki risiko 7,7 kali lebih tinggi untuk hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Sementara itu, di Indonesia yang memiliki populasi sebanyak 279 juta, dimana 51% merupakan perempuan dan 39% adalah anak-anak, Prita menggarisbawahi pentingnya peran pendidikan yang tepat dan merata guna mengatasi ketimpangan yang ada.

"Ketimpangan yang ada di Indonesia dalam sektor pendidikan ini tidak hanya menghambat pertumbuhan pribadi dan potensi individu, tetapi juga terus berlanjutnya kemiskinan sistemik," sarannya, dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.tv, Rabu (20/3).

Dalam kehadiran 100 peserta dari seluruh dunia dalam acara UN CSW68, Prita dengan tegas menyatakan bahwa sebagai tokoh dalam bidang pendidikan dan kehumasan, ia mengajak semua yang hadir untuk bersama-sama memperkuat pendidikan berkualitas serta menanggulangi kemiskinan melalui pendekatan pendidikan yang inovatif.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional: Sekjen PBB Menyatakan Hak Perempuan Terancam

Prita telah berjuang untuk kesetaraan pendidikan bagi anak-anak dan perempuan dalam upaya mengentaskan kemiskinan selama 32 tahun terakhir melalui pendirian LSPR.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, LSPR berkomitmen untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas serta menjadi jembatan dalam mengatasi kesenjangan pendidikan serta kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia.

Prita menjelaskan lebih lanjut bahwa LSPR telah melaksanakan tiga tindakan nyata secara berkelanjutan dalam memberdayakan perempuan dan anak-anak untuk melawan kemiskinan melalui pendidikan. Pertama, LSPR mengoperasikan Program Beasiswa.

"Pendidikan adalah investasi terbaik yang dapat kita berikan kepada generasi muda dan kunci untuk mengatasi kemiskinan. Oleh karena itu, kami meluncurkan program pendidikan beasiswa yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kurang mampu," ucapnya.

Kedua, LSPR mengadakan Pelatihan Keterampilan untuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), bekerja sama dengan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan pemerintah untuk menyelenggarakan program pelatihan bagi orang dewasa yang ingin meningkatkan peluang kerja mereka.

Baca Juga: Peringati Hari Perempuan Internasional, Perempuan Papua Dimotivasi Jadi Pemimpin

LSPR juga mengoperasikan Pusat Bisnis Inovasi yang mendukung lebih dari 40 UMKM di Bekasi, Jawa Barat. Prita menjelaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya dipimpin oleh dosen, tetapi juga melibatkan mahasiswa secara aktif.

Ketiga, LSPR telah berkomitmen untuk menjadi Kampus Sustainable dan inklusif. Salah satu upayanya adalah menyelenggarakan pendidikan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus melalui London School Beyond Academy dan LSPR Centre for Autism Awareness, untuk memberikan mereka pendidikan dan keterampilan dalam wirausaha.

Selain itu, LSPR telah mendirikan SDG's Center untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesetaraan gender. Di samping itu, LSPR juga telah mendirikan Centre for Health & Gender Literacy yang telah melakukan beberapa penelitian dan memberikan masukan bagi kebijakan pemerintah di bidang Komunikasi Kesehatan.

Melalui Forum UN CSW68, Prita berharap dapat terjalin kolaborasi antara semua pihak, termasuk negara-negara anggota lainnya di PBB, untuk mencapai tujuan bersama yaitu memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi anak-anak dan perempuan dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

 

Penulis : Almarani Anantar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU