Bukan Matahari, Ternyata Ini Tempat Terpanas di Alam Semesta yang Jarang Diketahui!
Edukasi | 19 September 2023, 18:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Meskipun Matahari adalah objek terpanas di tata surya kita, ternyata ada tempat-tempat di alam semesta yang jauh lebih panas.
Menurut Daniel Palumbo, seorang peneliti pascadoktoral di Black Hole Initiative di Universitas Harvard, sejauh ini, tempat terpanas di alam semesta yang pernah tercatat adalah quasar 3C273.
Quasar 3C273 adalah wilayah yang bersinar terang mengelilingi lubang hitam supermasif dan terletak sekitar 2,4 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Menurut Greenbank Observatory di West Virginia, Amerika Serikat, suhu inti wilayah ini mencapai sekitar 10 triliun Kelvin atau 9.999.999.999.726,85 derajat Celcius.
Tentu jauh melebihi suhu permukaan Matahari yang hanya mencapai sekitar 5.773,15 Kelvin atau 5.500 derajat Celcius. Namun, kata Palumbo, estimasi ini masih memiliki ketidakpastian.
Baca Juga: Penjelajah Antariksa China Zhurong Temukan Tanda-Tanda Air Pernah Ada di Bukit Pasir Planet Mars
Ketika materi, seperti gas, tersedot ke dalam lubang hitam dengan kecepatan tinggi, gesekan antara materi ini dapat melepaskan suhu triliunan derajat Celsius. Ini adalah hasil dari energi potensial gravitasi yang luar biasa di lubang hitam.
Namun, seperti yang dijelaskan oleh Koushik Chatterjee dari Black Hole Initiative, tempat terpanas di alam semesta mungkin juga tergantung kapan Anda bertanya.
Chatterjee mengatakan, ketika dua benda langit besar bertabrakan, seperti antara dua bintang neutron atau antara lubang hitam dan bintang neutron, juga dapat menghasilkan suhu yang sangat tinggi. Namun, peristiwa semacam itu sering kali berlangsung sekejap dan sulit untuk diamati.
Menurut penelitian pada 2019 yang dimuat dalam jurnal Nature Physics, tabrakan dua bintang neutron (inti bintang yang telah runtuh dari suatu bintang superbesar) menghasilkan temperatur sebesar 1,5 triliun derajat Fahrenheit atau 800 miliar derajat Celcius.
Baca Juga: Mengejutkan, Peneliti Temukan Lubang Hitam di Tata Surya Dekat Bima Sakti
Palumbo menambahkan, sulit untuk memastikan satu tempat terpanas di alam semesta karena para ilmuwan tidak dapat secara langsung mengukur suhu objek yang berada sangat jauh.
"Anda tidak dapat mengukurnya dengan termometer begitu saja," ungkapnya.
Sebaliknya, mereka mengukur energi yang dipancarkan oleh objek-objek ini dan menggunakan model untuk memperkirakan suhu berdasarkan panjang gelombang radiasi elektromagnetik yang dihasilkan.
"Kami membiarkan sinar dari ... objek yang berada sangat jauh masuk ke teleskop kami," tutur Richard Kelley, peneliti senior di NASA.
"Sinar itu masuk dan menuju sensor yang dapat mengukur energi atau panjang gelombang radiasi, kami membuat suatu spektrum, lalu dengan menganalisis spektrum tersebut, kami dapat menyimpulkan temperatur," sambungnya.
Alat-alat seperti observatorium sinar-X masa depan, seperti X-ray Imaging and Spectroscopy Mission (XRISM), diharapkan dapat membantu para ilmuwan mengukur gas bersuhu tinggi di ruang angkasa dengan lebih akurat.
Meskipun masih banyak yang harus dipelajari tentang suhu di alam semesta, para ilmuwan terus mengembangkan alat dan metode untuk dapat memahaminya dengan lebih baik.
Dengan perkembangan teknologi, kita mungkin akan menemukan tempat-tempat yang bahkan lebih panas daripada quasar 3C273 di masa depan.
Baca Juga: Asteroid Berbentuk Tulang Anjing Diberi Nama Kleopatra, Bebatuan Paling Tak Biasa di Tata Surya
Penulis : Almarani Anantar Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Livescience.com