Wah! Mikroalga Jadi Bahan Alternatif Minyak Goreng, Dikembangkan 5 Mahasiswa UGM
Kampus | 16 September 2022, 10:43 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Sebuah riset tentang pemanfaatan mikroalga sebagai bahan alternatif pembuatan minyak goreng dikembangkan. Riset yang dinamai "Choil atau Chlorella Healthy Frying Oil" ini digawangi oleh lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).
Lima mahasiswa tersebut adalah Fikri Ramadhan (mahasiswa Jurusan Biologi UGM angkatan 2019), Jody Ashrib Satriayudistira (mahasiswa jurusan Biologi angkatan 2019), Lathief Al Umami (Jurusan Biologi angkatan 2019), Anindya Destifany Salsabila (Jurusan Kimia angkatan 2019), dan Mohammad Yuzer Irosoneri (Jurusan Teknik Kimia angkatan 2020).
Fikri mengatakan, proses ekstraksi minyak dari biomassa kering mikroalga sangat mudah. Kualitas minyaknya juga cukup baik, menyamai kualitas minyak goreng yang umum di pasaran.
"Hal ini sesuai dengan fakta bahwa mikroalga memang mengandung kandungan lemak dalam jumlah banyak sehingga menjadikan produk ini ekonomis," kata Fikri melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis (15/9/2022).
Lima mahasiswa itu berhasil melakukan ekstraksi minyak dari biomassa kering mikroalga Chlorella vulgaris di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM dan Laboratorium Proses Pemisahan Departemen Teknik Kimia UGM.
Baca Juga: Instalasi Mikroalga Buatan UGM dan ISI Yogyakarta Ini Mampu Kurangi Emisi Karbondioksida
Fikri menjelaskan lebih lanjut, bahwa Chlorella vulgaris juga memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti kelapa sawit dalam pembuatan minyak goreng.
Secara umum, mikroalga dikenal dapat menghasilkan minyak paling banyak dengan luas lahan lebih sedikit dibandingkan tanaman terestrial yang dikenal saat ini.
Apabila dikembangkan secara luas, maka minyak goreng dari mikroalga ini bisa menjadi alternatif pengganti minyak goreng di pasaran dan lebih ramah lingkungan.
Selain itu, minyak goreng dari mikroalga ini kaya akan zat gizi sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Adapun Jody Ashrib turut menjelaskan, jika dibandingkan dengan tanaman konvensional, mikroalga memiliki laju fotosintesis yang lebih cepat sehingga waktu panennya lebih singkat, mampu menyerap lebih banyak karbondioksida di udara, tidak memakan banyak lahan, dan kaya akan zat gizi.
"Chlorella vulgaris adalah salah satu spesies mikroalga yang sering dikultivasikan untuk diambil lipidnya sehingga pada umumnya mikroalga ini dimanfaatkan sebagai bahan baku biofuel,” katanya.
Mikroalga juga disebut mengandung banyak zat gizi yang bermanfaat seperti berbagai macam asam lemak esensial seperti palmitic acid, myristic acid, linoleic acid, eicosatrienoic acid, erucic acid, nervonic acid, dan oleic acid.
Selain itu mengandung pula karbohidrat, protein, klorofil a dan b, serta antioksidan berupa karotenoid.
Baca Juga: Kementerian Perdagangan Diminta Turunkan HET Minyak Goreng Curah, Ini Analisisnya
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV