FIFA Sempat Puji Patrick Kluivert yang Mampu Bangkitkan Sepak Bola Curacao
Sepak bola | 7 Januari 2025, 15:28 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Patrick Kluivert, mantan striker legendaris Belanda yang dilaporkan akan menjadi pelatih Timnas Indonesia, sempat dipuji FIFA ketika mampu membangkitkan sepak bola dan tim nasional Curacao.
Dalam artikel yang dirilis FIFA pada 10 November 2022 berjudul Patrick Kluivert: The Dutch legend who changed Curaçao’s football culture, FIFA memuji filosofi permainan menyerang yang diterapkan Kluivert.
Filosofi permainan menyerang Kluivert tak hanya mengubah gaya bermain tim Curacao, juga membawa negara kecil di Karibia itu mencatat sejarah baru di panggung internasional.
Karier Kluivert hingga Curacao
Selama karier bermainnya, Kluivert dikenal sebagai salah satu striker terbaik generasinya. Ia meraih gelar Liga Champions bersama Ajax pada musim 1994-1995 dan La Liga bersama Barcelona pada musim 1998-1999.
Meski begitu, kritik sering menghampirinya karena dianggap tak sepenuhnya memaksimalkan bakat luar biasa yang dimilikinya.
Baca Juga: Kluivert dan Van Gaal Dilaporkan Berduet di Timnas Indonesia, Apa Jabatannya?
Di level internasional, Kluivert membawa Belanda ke peringkat keempat Piala Dunia 1998 dan peringkat ketiga Euro 2000. Namun, trofi juara tetap menjadi sesuatu yang sulit diraih.
Setelah pensiun pada 2008, Kluivert memulai karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih tim nasional Belanda di bawah Louis van Gaal pada 2012.
Namun, langkah besar terjadi pada 2015 ketika ia menerima tawaran menjadi pelatih kepala tim nasional Curacao, tempat kelahiran ibunya.
"Saya ingin memberikan sesuatu kembali kepada tanah kelahiran ibu saya," ujar Kluivert dalam konferensi pers saat diperkenalkan sebagai pelatih Curacao.
Kluivert membawa perubahan besar di tim nasional Curacao. Filosofi permainan menyerang yang ia adopsi dari Johan Cruyff, mentornya di Ajax, menjadi dasar strategi tim.
Curacao yang sebelumnya dikenal dengan gaya bermain reaktif mulai membangun serangan dari lini belakang, mengandalkan penguasaan bola, dan memanfaatkan kecepatan serta umpan-umpan pendek.
Baca Juga: Fabrizio Romano Klaim Patrick Kluivert akan Jadi Pelatih Timnas Indonesia Gantikan STY
Perubahan ini tidak hanya terlihat di lapangan. Di luar lapangan, Kluivert berhasil menarik pemain keturunan Curacao yang bermain di Eropa, seperti Leandro Bacuna, Cuco Martina, dan Eloy Room.
Kehadiran pemain-pemain tersebut lantas meningkatkan kualitas tim secara signifikan. Hasilnya, dalam periode Maret 2015 hingga Juni 2016, Curacao mencatat enam kemenangan, tiga hasil imbang, dan tiga kekalahan.
Jumlah kemenangan itu menyamai total kemenangan mereka dari 2011 hingga 2014, setelah menjadi anggota FIFA.
Setahun kemudian, pada 2016, Kluivert meninggalkan posisinya untuk melatih tim U-19 Ajax. Namun, warisan yang ia tinggalkan terus berlanjut.
Remko Bicentini, yang sebelumnya menjadi asistennya, melanjutkan filosofi permainan Kluivert.
Di bawah Bicentini, Curacao meraih gelar Piala Karibia 2017 dan lolos ke Piala Emas 2017, turnamen besar pertama mereka sebagai negara otonom.
Kesuksesan ini membawa Curacao naik ke peringkat 68 FIFA, lompatan besar dari posisi 183 yang mereka tempati sebelumnya.
Meski tak lagi menjadi pelatih utama, Kluivert tetap berkontribusi. Ia sempat menjadi penasihat tim dan bahkan kembali sebagai pelatih interim pada 2021 ketika Guus Hiddink absen karena Covid-19.
Curacao pun berharap bisa berlaga di Piala Dunia 2026 yang akan melibatkan 48 tim, dengan performa mereka saat ini.
Baca Juga: Profil Calon Pelatih Timnas Patrick Kluivert: Pernah Ruwet karena Judi, Terakhir Dipecat Klub Turki
Kluivert Pelatih Timnas Indonesia?
Tak hanya Curacao, format baru Piala Dunia yang akan melibatkan 48 tim juga membuka peluang bagi Indonesia untuk tampil di turnamen sepak bola terbesar di muka bumi tersebut.
Saat ini, Timnas Indonesia menempati posisi ketiga klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, dan masih berpeluang lolos langsung atau melaju ke kualifikasi ronde selanjutnya.
Namun, meski meraih hasil yang dibilang tidak buruk dengan 1 menang, 3 imbang, dan 2 kalah, Shin Tae-yong dilengserkan dari kursi pelatih Timnas Indonesia.
PSSI memutuskan untuk memecat pelatih asal Korea Selatan itu meski baru saja memperpanjang kontraknya hingga 2027.
Sejumlah nama pun muncul untuk menjadi pengganti STY. Dan akhirnya mengerucut kepada satu nama yaitu Patrick Kluivert.
Jurnalis spesialis transfer asal Italia, Fabrizio Romano, hingga media besar Spanyol, Marca, menyebut Kluivert akan menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Keduanya juga menyoroti target yang diberikan kepada Kluivert, yaitu membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Meski Kluivert mampu membangkitkan sepak bola di Curacao, tapi yang perlu digarisbawahi adalah sepak bola di Indonesia sangat berbeda.
Terlebih lagi, kabar penunjukan Kluivert mendapatkan kritik hingga penolakan karena rekam jejak kariernya sebagai pelatih yang dianggap jelek.
Kluivert terakhir kali melatih pada Desember 2023 silam setelah diputus kontraknya oleh klub kasta teratas Turki, Adana Demirspor, dengan hanya bertahan selama 5 bulan di klub tersebut.
Baca Juga: Apa yang Terjadi sebelum Laga Timnas Indonesia vs China yang Jadi Alasan Pemecatan Shin Tae-yong?
Jika ia benar-benar ditunjuk sebagai pelatih Tim Garuda, Kluivert akan menghadapi tantangan besar untuk membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Tugas pertamanya cukup berat karena Indonesia akan menghadapi Australia dan Bahrain.
Jika gagal membawa Merah Putih lolos, tak hanya Kluivert, tapi PSSI termasuk Ketua Umum Erich Thohir, akan mendapatkan kritikan keras dari suporter Timnas Indonesia yang kecewa dengan pemecatan Shin Tae-yong.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV