Erdogan Bakal Hadiri Perempat Final Euro 2024 Turki vs Belanda Meski Hubungan Memanas dengan Jerman
Sepak bola | 4 Juli 2024, 22:50 WIBANKARA, KOMPAS.TV – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bakal melakukan perjalanan ke Berlin untuk menghadiri pertandingan perempat final Euro 2024 antara Turki vs Belanda, pada Sabtu (6/7/2024).
Keputusan ini diambil Erdogan meski hubungan Turki dan Jerman sedikit memanas setelah gestur kontroversial oleh pemain tim nasional Turki, Merih Demiral.
Pada hari Rabu (3/7/2024), pemerintah Turki memanggil Duta Besar Jerman sebagai bentuk protes terhadap kritik yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, terhadap Demiral.
Menanggapi tindakan Turki, Jerman juga melakukan hal serupa pada hari Kamis (4/7/2024) dengan memanggil Duta Besar Turki di Berlin.
Demiral diketahui membuat gestur tangan yang diasosiasikan dengan kelompok ultra-nasionalis setelah mencetak gol dalam kemenangan 2-1 Turki atas Austria, yang membawa timnya ke perempat final.
Gestur yang dilakukan oleh Demiral setelah mencetak gol keduanya ini diketahui merupakan simbol nasionalisme Turki yang berhubungan dengan organisasi ultra-nasionalis Ulku Ocaklari, atau lebih dikenal dengan sebutan Gray Wolves.
Badan sepak bola Eropa, UEFA menyatakan, mereka tengah menyelidiki “perilaku tidak pantas” yang dilakukan oleh Demiral, meskipun belum jelas kapan penyelidikan ini akan selesai.
Baca Juga: Turki Was-Was, UEFA Investigasi Merih Demiral Terkait Gestur Kontroversial di Euro 2024
Dilansir dari Associated Press, Presiden Erdogan awalnya dijadwalkan menghadiri pertemuan di Azerbaijan pada hari Sabtu.
Namun, seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Erdogan memutuskan untuk beralih ke Berlin guna mendukung tim nasional Turki.
Sebagai gantinya, Wakil Presiden Cevdet Yilmaz akan mewakili Erdogan di Azerbaijan.
Sebelumnya, Nancy Faeser menyatakan, melalui media sosial X bahwa simbol yang digunakan oleh Demiral adalah simbol “ekstremis sayap kanan Turki” yang tidak seharusnya ada di stadion Jerman.
Ia mendesak UEFA untuk menjatuhkan sanksi kepada Demiral.
Pernyataan Faeser ini mendapat reaksi keras dari pejabat Turki. Kementerian Luar Negeri Turki mengecam investigasi UEFA sebagai tanggapan yang bermotivasi politis terhadap penggunaan “simbol sejarah dan budaya.”
Demiral pun mengakui bahwa selebrasi tersebut sudah direncanakannya sebelum mencetak gol. Ia menggambarkan tindakannya sebagai bentuk kebanggaan terhadap identitas Turki.
Gray Wolves, kelompok yang dikaitkan dengan simbol tersebut, didirikan sebagai sayap pemuda dari Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Turki, yang saat ini beraliansi dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Erdogan.
Organisasi ini telah dilarang di Perancis dan penggunaan salam Gray Wolves juga dilarang di Austria.
Di Jerman, aktivitas kelompok ini dipantau oleh badan intelijen domestik federal.
Baca Juga: Perjalanan 8 Tim ke Perempat Final Euro 2024, Siapa yang Bakal ke Semifinal?
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya
Sumber : Associated Press