> >

SEA Games 2023: Kisah Pesilat Safira, Alami Diskolasi Bahu saat Bertanding, Emas Hampir Pupus

Sports | 12 Mei 2023, 07:22 WIB
Peraih medali emas di cabang olahraga silat, Safira Dwi Meilani berpose usai mengikuti upacara penjemputan atlet di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (11/5/2023). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ada rasa tegang yang meliputi hati pesilat Indonesia Safira Dwi Meilani saat dia berdiri di arena SEA Games 2023.

Dalam pertarungan final nomor tanding putri kelas B, dia berhadapan dengan pesilat Vietnam, Nguyen Hoang Hong An.

Meski sedang memimpin dengan poin 61-43 dan hanya tersisa 18 detik, kemenangan bukanlah hal yang pasti.

Tak terduga, bahu Safira mengalami dislokasi. Wasit dan juri memutuskan untuk menghentikan pertandingan dan memberikan kemenangan pada Nguyen.

Baca Juga: Update Perolehan Medali SEA Games 2023: Indonesia Sudah Koleksi 44 Emas, Ada di Peringkat Berapa?

Saat itu, perasaan stres melanda Safira. Ini merupakan SEA Games pertama bagi pesilta berusia 23 tahun dari Perguruan Silat Bangau Ruyung itu. Tim Indonesia segera mengajukan protes.

"Kalau itu sih sempat stress dengan keputusan wasit juri soalnya kita VAR memang gak diterima. Jadi setelah banding, alhamdulillah disetujui. Alhamdulilah sih, kalau memang rezeki gak ke mana," kata Safira, saat ditemui seusai upacara penyambutan atlet SEA Games di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (11/5/2023) dikutip dari Antara.

 

Cedera bahu yang dialami Safira membutuhkan waktu untuk pulih. Ia mengaku mendapat banyak masukan dari atlet senior yang membantu mengatasi rintangan.

"Ya kalau itu saya belajar dari senior-senior juga karena memang pertandingan di internasional itu gak mudah. Jadi memang kita harus kuat-kuatan mental sih. Karena itu saya bisa kontrol emosi," lanjut Safira.

Meski mengalami cedera bahu yang penyembuhannya berpotensi memakan waktu, ia tetap berfokus pada nomor tarung, di mana ia merasa memiliki kemampuan maksimal.

Baca Juga: SEA Games 2023: Tim Bulu Tangkis Beregu Putra Indonesia Rengkuh Medali Emas

"Kalau nomor (seni) itu sih belum tahu ya. Soalnya persaingan di Indonesia pun kalau nomor seni lebih susah daripada tanding ya. Kalau seni mungkin kan dikuasai oleh Jabar, Jakarta. Kalau kita di tanding kan faktor luck, dan faktor kejelian saja," tutur perempuan kelahiran Kudus itu.

Ke depannya, Safira berharap masih dapat dipercaya menjadi bagian dari tim nasional silat Indonesia.

Ia pun berambisi untuk berkompetisi di Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2023 yang akan berlangsung pada akhir tahun.

Penulis : Danang Suryo Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU