> >

Sorotan Amnesty International di Tragedi Kanjuruhan: Gas Air Mata, Polisi Gunakan Kekuatan Berlebih

Sepak bola | 5 Oktober 2022, 12:29 WIB
Polisi menembakkan gas air mata dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Barat, Sabtu (1/10/2022) malam. Kericuhan terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya yang berakhir dengan kemenangan tim tamu. Kericuhan tersebut berujung tragedi yang menewaskan ratusan orang. (Sumber: AP Photo/Yudha Prabowo)

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Desakan Pencopotan Kapolda Jatim Menguat, Disuarakan Sejumlah Elemen Masyarakat

Soal TGIPF Harus Independen

Lantas, Amnesty International juga menyoroti soal Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan independensi, serta sikap Kompolnas yang dinilai gegabah imbas Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang dicopot pasca peristiwa Tragedi Kanjuruhan.  

"Kedua, soal TGIPF adalah soal indepensi. Mengapa? Kita coba lihat Kompolnas kemarin (bicara soal tak ada instruksi Polres Malang-red). Sangat di awal Kompolnas bicara gitu. Disayangkan, padahal TGIPF aja baru penyelidikan," imbuhnya. 

Meski begitu, lanjut Nurina Amnesty International ingin Tim investigasi bikinan pemerintah itu bisa kerja dengan serius, khususnya terkait penggunaan kekuatan berlebihan dari polisi. 

Baca Juga: Selain Investigasi Tragedi Kanjuruhan, TGIPF Bakal Dalami Masalah di Setiap Laga Sepak Bola

"Kita lihat pengalaman yang ada, TGIPF atau rekomendasi dihasilkan memang kerap tidak dipatuhi menyeluruh kalau merujuk pengalaman jika terkait penggunaan kekuatan berlebihan (polisi)," ungkapnya. 

Amnesty International juga menyatakan, soal penggunaan kekuatan berlebihan ini harus diungkap dan ini bukan soal persoalan menjelekkan negara. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU