20 Tahun Sepak Bola Indonesia Dijaga Polisi/TNI Bersenjata, FIFA Harusnya Tegur Dari Dulu
Sepak bola | 4 Oktober 2022, 10:04 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Anton Sanjoyo, anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Tragedi Stadion Kanjuruhan, menyatakan FIFA seharusnya ikut bertanggungjawab terkait penegakan aturan sepak bola di Indonesia.
Hal itu ia sampaikan dalam dialog Sapa Indonesia Pagi di KOMPAS TV, Selasa (4/10/2022).
"Kalau mau bicara betul-betul keras, itu sebetulnya tidak boleh ada satupun petugas bersenjata, petugas resmi, yang non-stewart di lapangan," terang Sanjoyo, akrab disapa Joy.
"Bahkan kalau ada perkelahian di lapangan, polisi tidak boleh masuk sebetulnya," imbuhnya.
Kendati demikian, Joy menjelaskan bahwa pertandingan sepakbola di Indonesia telah lama dijaga oleh aparat bersenjata. Ini menjadi problem tersendiri, karena FIFA tak sekalipun menegurnya.
"Nah problemnya itu sudah berjalan lama. Saya 20 tahun di lapangan, di Indonesia yang jaga kalau nggak polisi ya tentara. Selama bertahun-tahun FIFA dan PSSI abai," tegas Joy.
"Karena PSSI, paling tidak selama 20 tahun terakhir, urusan sepakbola selalu yang berada di sana polisi atau tentara, bersenjata atau memegang gas air mata. Untuk situasi darurat barangkali. Itu sudah berlangsung puluhan tahun. Jadi FIFA pun abai dalam hal ini," ungkapnya, menegaskan ulang tanggung jawab FIFA.
Baca Juga: Berikut Daftar 10 Anggota Polri yang Dicopot dari Jabatannya Buntut Kerusuhan Tragedi Kanjuruhan
Joy menilai, FIFA kerap tebang pilih dalam menerapkan aturan di berbagai negara. Oleh sebab itu, ia menduga, bisa jadi FIFA seharusnya ikut bertanggungjawab atas adanya tragedi ini.
"Jadi karena diabaikan, PSSI merasa ini sesuatu yang sudah benar. Nah, ini yang harus kita luruskan, apakah untuk peraturan di Indonesia itu PSSI menyetujui hal tersebut secara resmi? Karena kalau disetujui secara resmi, artinya tanggung renteng, PSSI dan FIFA punya kesalahan yang sama sebetulnya," ujar Joy.
Baca Juga: Panglima TNI Angkat Bicara: Tentara Pelaku Kekerasan di Kanjuruhan Diumumkan Besok, akan Dipidanakan
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV