> >

Amnesty International: Tidak Mungkin Piala Dunia 2030 Diselenggarakan di Arab Saudi

Sepak bola | 10 September 2022, 04:05 WIB
Amnesty International menyebut FIFA tak mungkin untuk menunjuk Arab Saudi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. (Sumber: KOMPAS.COM)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Amnesty International menilai tidak mungkin untuk menyelenggarakan Piala Dunia 2030 di Arab Saudi jika FIFA melihat penerapan hak asasi manusia (HAM) yang ada di negara tersebut.

Dilansir dari The Independent, Jumat (9/9/2022), negara Timur Tengah itu tertarik untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030.

Sementara The Times mengatakan pihak Arab Saudi sedang mempertimbangkan tawaran untuk menjadi tuan rumah putaran final, yang akan berlangsung di musim dingin seperti turnamen mendatang tahun ini di Qatar. 

Ini akan menjadi langkah paling berani Arab Saudi ke dunia olahraga, setelah Dana Investasi Publik negara itu membeli saham mayoritas di Newcastle tahun lalu dan menggelar balapan Formula 1 serta pertarungan tinju kelas dunia.

Terkait kemungkinan tuan rumah Piala Dunia 2030, Amnesty International menegaskan FIFA harus secara ketat menerapkan kriteria hak asasi manusia ketika menimbang kemungkinan tawaran yang melibatkan Arab Saudi.

Mereka menyebut FIFA tak boleh lagi mengulangi kesalahan yang dibuat oleh komite eksekutifnya pada tahun 2010 yang menunjuk Rusia dan Qatar menjadi tuan rumah di 2018 dan 2022. 

“Setelah pembelian Newcastle, pementasan pertarungan Anthony Joshua dan usaha LIV Golf yang sangat kontroversial, rasanya hampir tak terelakkan bahwa Arab Saudi juga akan berusaha menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030 sebagai semacam mahkota kejayaan untuk operasi pencucian olahraganya,” kata Felix Jakens dari Amnesty International.

Baca Juga: Lima Momen Tak Terlupakan di Piala Dunia: Gordon Banks, Diego Maradona hingga Zinedine Zidane

“Di bawah Mohammed bin Salman, pencucian olahraga Saudi telah menjadi overdrive pada saat hak asasi manusia telah memburuk secara mengkhawatirkan."

“Jika Arab Saudi menjadi penawar resmi untuk Piala Dunia 2030, FIFA harus menghindari kesalahan yang dibuat dengan Qatar dan Rusia dan memastikan ada penilaian ketat risiko hak asasi manusia dalam memberikan turnamen ke Riyadh."

“Seperti yang terjadi, hampir tidak mungkin untuk melihat bagaimana FIFA dapat menyesuaikan hak asasi manusia yang mengerikan di Arab Saudi dengan prinsip dan tanggung jawabnya sendiri pada hak asasi manusia," tuturnya.

Sementara penawaran tuan rumah untuk Piala Dunia 2030 belum dibuka, FIFA atau pihak Arab Saudi belum memberikan pernyataan resminya mengenai hal ini.

Selain Arab Saudi, Portugal dan Spanyol juga tertarik untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia delapan tahun mendatang.

Dari Amerika Selatan, Uruguay, Argentina, Chili dan Paraguay juga menyatakan ketertarikannya. 

Baca Juga: Achmad Nawir, Seorang Dokter dan Kapten Hindia Belanda di Piala Dunia 1938

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Independent/The Times


TERBARU