Fajar, Korban Tewas Salah Sasaran Buntut Kericuhan Suporter Dikenal Sosok Baik
Kompas sport | 3 Agustus 2022, 07:50 WIBSLEMAN, KOMPAS.TV - Seorang suporter PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah (23), meninggal dunia setelah menjadi korban salah sasaran keroyok, buntut dari kericuhan yang terjadi di Yogyakarta 25 Juli 2022 silam.
Fajar dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Hardjolukito, Selasa (2/8/2022) siang WIB.
"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un Keluarga besar PSS Sleman mengucapkan turut berduka atas berpulangnya saudara kita, Tri Fajar Firmansyah. Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tulis keterangan resmi PSS Sleman.
Baca Juga: Keributan Suporter Sepak Bola di Yogyakarta, Pakar Psikologi UGM: Anarkis karena Jiwa Massa
Kematian Fajar ini adalah salah satu buntut dari kericuhan yang terjadi jelang laga Liga 1 2022-23 antara Persis Solo vs Dewa United.
Menurut laporan Tribun Jogja, Fajar mendapat serangan dari oknum suporter pada Senin (26/7).
Saat itu, Fajar yang sedang bekerja sebagai juru parkir di swalayan Mirota Babarsari, tiba-tiba dikeroyok oleh segorombolan suporter.
Fajar hanyalah korban salah sasaran keroyok oknum suporter.
Menurut keterangan resmi kepolisian, Fajar mendapatkan luka di bagian belakang kepala yang menyebabkan pembengkakan.
Kendati sudah menjalani operasi dan dirawat intensif selama 8 hari di RS Hardjolukito, nyawa Fajar tidak tertolong.
Baca Juga: Persis Solo Buka Suara Terkait Insiden Bentrok Suporter di Yogyakarta
Semasa hidupnya, Fajar dikenal sebagai orang yang baik.
Amin, teman dekat sekaligus tetangga korban juga berharap kasus ini bisa diusut tuntas.
“Fajar itu tidak ikut tawuran ya. Dia memang menemani juru parkir (jukir) di Mirota Babarsari itu, mas Imam,” kata Amin, dikutip Tribun Jogja.
"Fajar itu memang dikenal baik. Ya mungkin memang sudah jalannya. Fajar itu orang baik betul. Gak aneh-aneh dia, gak ikut tawuran tapi malah jadi korban."
“Kita berharap kasus ini naik. Jangan kayak sebelumnya, berhenti di tengah jalan, tidak ada perkembangan. Harus tuntas diselesaikan,” ucap Amin.
Sebelumnya, Jogja Police Watch (JPW) ajak suporter sepak bola dan masyarakat Yogyakarta untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan-tindakan melanggar hukum.
Pernyataan itu disampaikan Kadiv Humas JPW Baharuddin Kamba guna merespons bentrokan suporter sepak bola di Jalan Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (25/7/2022).
"JPW mengajak kepada seluruh masyarakat Yogyakarta untuk menahan diri agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum. Hindari hal-hal yang merugikan masyarakat dan melanggar hukum," kata Baharuddin Kamba dalam keterangan tertulis yang diterima KOMPAS.TV, Selasa (26/7).
Lebih lanjut, Baharuddin meminta seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga kondusivitas daerah dan jangan mudah terprovokasi.
Meski begitu, ia meminta kepada kepolisian agar dapat menindak tegas masyarakat yang melakukan pelanggaran hukum.
"Mari bersama-sama menjaga kondusivitas daerah masing-masing. Jangan mudah terprovokasi. Kepolisian sebagai alat negara harus tegas tanpa pandang bulu terhadap masyarakat termasuk suporter klub bola yang melakukan pelanggaran hukum," ujarnya.
Penulis : Gilang Romadhan Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Tribun Jogja