Rusia Berpotensi Kehilangan Cuan Imbas Sanksi Olahraga
Kompas sport | 12 Maret 2022, 18:57 WIBKOMPAS.TV - Masih panjang buntut dari kebijakan Rusia menyerang Ukraina secara militer hingga kini.
Informasi terbaru menunjukkan ada 37 negara sudah meneken kesepakatan mengenai usulan pemberian sanksi olahraga kepada Rusia.
"Sanksi itu juga kami tujukan kepada Belarus," kata Menteri Kebudayaan Inggris Nadine Dorries pada Rabu (9/3/2022).
Nadine Dorries bersama sekondannya, Menteri Olahraga Inggris Nigel Huddleston adalah dua sosok di balik kesepakatan itu.
Sementara, selain Inggris, beberapa negara yang ikut berpartisipasi membubuhkan tanda tangan pada kesepakatan itu adalah Prancis, Jerman, Jepang, Australia, Kanada, dan Amerikat Serikat.
"Kebijakan Rusia dan Belarusia melanggar kewajiban tanggung jawab internasional," kata pernyataan bersama tersebut.
Sebanyak 37 negara itu kembali mengingatkan kewajiban menghormati hak asasi manusia, hubungan damai antarbangsa sebagai landasan olahraga internasional.
Di dalam kesepakatan 37 negara itu ada seruan agar Rusia dan Belarus tidak mendapatkan izin menjadi penyelenggara alias tuan rumah kegiatan-kegiatan olahraga internasional.
Kesepakatan itu juga menyuarakan agar Rusia dan Belarus tidak memperoleh izin untuk ikut dalam lelang penyelenggaraan lokasi tuan rumah olahraga internasional.
Baca Juga: Erdogan Kritik Respons Internasional atas Aneksasi Krimea 2014, Sebut Invasi Rusia Bisa Dicegah
"Kami juga menyerukan agar Rusia dan Belarus tidak mendapatkan penghargaan olahraga internasional," kata pernyataan itu.
Tak cuma itu, pada kesepakatan bersama tersebut termaktub seruan agar atlet individual yang diseleksi oleh Rusia dan Belarus, termasuk tim administrasi, dan tim perwakilan mendapatkan larangan berlaga di negara-negara di luar Rusia dan Belarus.
Usulan larangan itu mencakup juga kehadiran perwakilan, nama kota, dan merek olahraga Rusia dan Belarus.
Sejumlah usulan sanksi ini, bila terlaksana, membuat Rusia berpotensi kehilangan banyak cuan, khususnya di bidang bisnis olahraga.
Termutakhir, federasi sepak bola internasional (FIFA) sudah menerapkan kebijakan seperti di atas untuk klub maupun tim nasional Rusia dan Belarus.
Pada bagian selanjutnya, 37 negara itu menyambut baik kebijakan Komite Paralimpiade Internasional (IPC).
Pada pergelaran Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022 yang berlangsung pada 4-13 Maret 2022, IPC melarang para atlet dari Rusia dan Belarus ikut berpartisipasi.
"Kami meminta federasi-federasi olahraga internasional menyebarluaskan kesepakatan kami," kata pernyataan itu sembari menyebut bahwa 37 negara itu memberi penghormatan kepada federasi yang sudah menerapkan kebijakan larangan bagi Rusia dan Belarus tersebut.
Hingga kini, berbagai asosiasi dan lembaga olahraga tenis meluncurkan kampanye bagi Ukraina. Kampanye itu bertajuk "Tennis Plays for Peace".
Baca Juga: Kisah Veronika, Bayi yang Lahir usai Ibunya Dibom Rusia di Mariupol
Asosiasi Tenis Profesional (ATP), Asosiasi Tenis Wanita (WTA), dan Federasi Tenis Internasional (ITF), berikut empat penyelenggara Grand Slams sudah mendonasikan dana hingga Rp 1,44 miliar untuk Ukraina.
Dana kemanusiaan itu disalurkan melalui Lembaga Dana Global Pemulihan Krisis Ukraina (GGUCRF).
Dana donasi itu juga disalurkan melalui Federasi Tenis Ukraina (UTF). Selain lembaga dan penyelenggara Grand Slams tadi, Yayasan Wimbledon juga memberikan donasi untuk Ukraina.
Yayasan Wimbledon menyalurkan dana donasi ke Palang Merah Inggris (BRC) dan Komite Kedaruratan Bencana (DEC).
Pada perhelatan turnamen tenis BNP Paribas Open di Indian Wells, AS, penyelenggara akan memberikan pita berwarna bendera Ukraina, biru-kuning, kepada para pemain.
Turnamen tenis sudah dimulai pada Rabu (9/3/2022). Lantas, petenis putri nomor satu Ukraina, Elina Svitolina dan mantan petenis putra Ukraina Sergiy Stakhovsky sudah kembali ke negara mereka.
Di sana, kedunya bergabung dengan tentara cadangan Ukraina. Aktivitas terkini Elina Svitolina dan Sergiy Stakhovsky adalah memproduksi video berpesan harapan bagi negara Ukraina.
Petenis asal Inggris, Andy Murray juga menunjukkan perhatian pada Ukraina. Ia berjanji mendonasikan hadiah uang pada sisa laga-laga tenisnya hingga 2022 usai.
Dana dari Andy Murray itu untuk anak-anak di Ukraina yang menjadi korban serangan Rusia.
Andy Murray, di samping itu, tercatat sebagai Duta UNICEF Inggris. Bersama UNICEF Inggris, Andy Murray menyediakan pasokan medis dan perlengkapan pendidikan.
Baca Juga: Usai Bom Rumah Sakit Bersalin, Rusia Dituduh Serang Rumah Sakit Kanker di Ukraina
Penulis : Kiki Luqman Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV