Ole Gunnar Solskjaer, Pelatih Tim Papan Tengah yang Pimpin Pemain Elite Manchester United
Kompas sport | 17 September 2021, 04:05 WIBMANCHESTER, KOMPAS.TV - Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer disebut sebagai pelatih tim papan tengah yang beruntung bisa memimpin para pemain elite.
Pernyataan tersebut muncul usai Manchester United secara mengejutkan takluk dari Young Boys dengan skor 2-1 di penyisihan grup F Liga Champions, Selasa (14/9/2021) lalu.
Datang pada 2018 lalu, Solskjaer mampu membawa Setan Merah bangkit meski belum pernah meraih gelar juara.
Di musim panas lalu, MU agresif di bursa transfer dengan mendatangkan tiga pemain bintang, yaitu Jadon Sancho, Raphael Varane, dan Cristiano Ronaldo.
Hadirnya ketiga pemain tersebut membuat Manchester United digadang-gadang sebagai calon juara di Liga Inggris musim ini.
Akan tetapi, kekalahan United dari Young Boys kembali memunculkan pertanyaan apakah Solskjaer memang pelatih yang pas untuk kembali menaikkan level klub yang turun sejak kepergian Sir Alex Ferguson pada 2013 silam.
Baca Juga: MU Takluk dari Young Boys, Scholes Peringatkan Solskjaer
Salah satu suara miring itu muncul dari mantan pemain kriket Inggris Darren Gough.
Berbicara kepada TalkSPORT, Gough mengklaim bahwa Solskjaer tak mempunyai kemampuan taktikal yang dimiliki pelatih top lain untuk bisa membawa tim menjadi juara di Liga Champions.
Gough bahkan mengatakan bahwa Solskjaer mendapatkan pekerjaan di Manchester United karena karirnya di Old Trafford.
“Solskjaer meningkat dalam pekerjaannya, dia telah menjadi manajer untuk waktu yang lama tetapi dia hanya mengelola klub-klub kecil. Dia mendapat pekerjaan itu karena masa lalunya di Manchester United," kata Gough dikutip dari TalkSPORT.
"Cukup jelas, tanpa bermaksud buruk, Solskjaer adalah pelatih tim papan tengah yang memimpin para pemain elite," tutur Gough.
“Kadang-kadang pemain elite akan membuat Anda keluar dari masalah, mereka akan membuat Anda memenangkan pertandingan secara sendirinya."
Baca Juga: Ronaldo Jadi Pelatih Dadakan, Ferdinand: Kalau Saya Solskjaer, Saya akan Menyuruhnya Duduk!
“Tetapi ketika sampai pada pertandingan besar dan Liga Champions adalah area di mana dia banyak terjebak dalam taktik. Dia tidak memiliki otak taktis dari manajer lain yang pernah berada di sana dan melakukannya. Di sinilah dia jatuh berkali-kali," jelas Gough.
Pada kesempatan lain, Gough bahkan mengatakan jika suatu saat Solskjaer dipecat dari Manchester United, tak akan ada tim besar yang akan menginginkan jasanya.
“Ketika Anda menjadi manajer tim yang memiliki pemain hebat di dalamnya, (seperti) yang dimiliki Manchester United, Anda memiliki setengah peluang."
“Jujur saja, dia telah memenangkan lotre, bukan? Dia adalah manajer papan tengah yang mendapat kesempatan untuk menonjolkan namanya dengan memimpin Manchester United."
“Satu-satunya alasan dia mendapat kesempatan itu adalah karena dia dipandang sebagai legenda Manchester United, sama seperti Lampard di Chelsea, sama seperti Arteta yang mantan pemain Arsenal."
“Dia bisa menonjolkan namanya. Tapi sungguh, jika dia dipecat besok, akankah klub delapan besar dunia lainnya mengejar Solskjaer? Tidak," tukas Gough.
Baca Juga: Manchester United Keok Lawan BSC Young Boys, Solskjaer: Pemain Kurang Disiplin
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Fadhilah
Sumber : TalkSPORT