> >

Ada Tim Olimpiade Pengungsi di Tokyo 2020, Ini Penjelasannya

Olimpiade tokyo | 26 Juli 2021, 05:30 WIB
Tim Pengungsi saat upacara pembukaan Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil, 2016, kali pertama tim ini berlaga di ajang Olimpiade musim panas dan pada Olimpiade Tokyo 2020 yang tengah berlangsung, kontingen ini kembali ambil bagian. (Sumber: dw.com)

TOKYO, KOMPAS.TV - Ada hal unik dari gelaran Olimpiade Tokyo 2020 ini. Pasalnya, dari sejumlah kontingen yang ambil bagian, ada satu kontingen yang unik.

Kontingen Olimpiade Pengungsi namanya. Tim yang atletnya berstatus pengungsi dari sejumlah negara. 
Pada upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Kontingen Olimpiade Pengungsi berada di urutan kedua menyusul Yunani. 

Ini adalah kali kedua kontingen tersebut berpartisipasi di Olimpiade sejak Olimpiade Rio 2016. Tahun ini ada 29 atlet di kontingen tersebut, peningkatan tiga kali lipat dari Olimpiade 2016 di mana ada 10 atlet yang turun.

Ke-29 atlet yang tergabung di Tim Atlet Pengungsi berasal dari 11 negara dan berlatih di 13 negara berbeda. 

Baca Juga: Klasemen & Hasil Matchday 2 Sepak Bola Olimpiade Tokyo: Jepang Putra Raih Kemenangan Kedua

Keberadaan Tim Atlet Pengungsi ini dicetus oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 2015 yang ketika itu menyisihkan Dana Darurat Pengungsi senilai 1,9 juta dolar.

Dana ini lalu didonasikan kepada lembaga-lembaga yang membantu integrasi para pengungsi di olahraga.

Diciptakannya tim olimpiade pengungsi ini mengirim pesan harapan dan inklusif ke jutaan pengungsi dari seluruh dunia.

"10 atlet yang berkompetisi di Rio de Janeiro datang dari Suriah, Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo, dan Etiopia," tulis situs Rescue.org.

Tahun ini, ke-29 atlet yang bertanding datang dari Suriah, DR Kongo, Sudn Selatan, Eritrea, Venezuela, Iran, Afghanistan, dan Kamerun. Mereka berkompetisi di 12 cabang termasuk atletik, badminton, tinju, dan karate.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Eko Yuli Irawan Persembahkan Medali Perak untuk Indonesia

Namun, sebelum tampil di Olimpiade Tokyo 2020 ini, tim pengungsi sempat mendapat hambatan masuk ke Jepang lantaran temuan satu kasus Covid-19 di antara ofisial yang sedang menjalani pemusatan latihan di Qatar. 

Namun dalam perjalanannya, seperti dikutip dari Antara, Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah mengizinkan Tim Pengungsi Olimpiade datang ke Tokyo. 

“26 atlet, 16 pelatih dan 10 ofisial akan terbang ke Jepang dalam tiga hari ke depan,” kata IOC.

Tim Pengungsi Olimpiade Tokyo berjumlah hampir tiga kali lebih besar dibanding Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Para atlet yang akan bertanding menggunakan bendera Olimpiade di Tokyo itu berasal dari beberapa negara, seperti Suriah, Iran, Afganistan, Eritrea, dan Sudan Selatan. Para atlet tersebut akan bertanding pada 12 cabang olahraga.

IOC memperkenalkan Tim Olimpiade Pengungsi pertama kali di Olimpiade 2016 Rio guna meningkatkan kesadaran terhadap isu ketika ratusan ribu orang dari Timur Tengah melarikan diri ke Eropa untuk menghindari konflik dan kemiskinan di negaranya.

Baca Juga: Profil Eko Yuli Irawan, Lifter Indonesia Peraih Medali Perak di Olimpiade Tokyo 2020

Penulis : Gading Persada Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU