> >

Disebut Celananya Terlalu Pendek dan Tak Pantas, Atlet Paralimpiade Olivia Breen Murka

Olimpiade tokyo | 21 Juli 2021, 14:27 WIB
Olivia Breen saat berlaga dalam Lompat Jauh Perempuan dalam Kejuaraan Atletik di Manchester, Inggris, Minggu (27/6/2021). (Sumber: Ashley Allen/Getty Images)

MANCHESTER, KOMPAS.TV – Juara dunia Paralimpiade, Olivia Breen (24), tak bisa berkata-kata saat seorang petugas di Kejuaraan Inggris menyebut bahwa celana sprintnya “terlalu pendek dan tak pantas”.

Melansir CNN pada Selasa (20/7/2021), Breen mengunggah insiden yang dialaminya di Twitter pada Minggu (18/7/2021). Ia merasa bersyukur atas keberadaaan para relawan dalam kompetisi atletik.

Tapi, Breen turut menegaskan, perempuan tak boleh dibuat merasa malu saat berkompetisi.

“Saya selalau berterima kasih pada para relawan yang membantu terselenggaranya lomba atletik,” tulis Breen pada sekitar 10.200 pengikutnya di Twitter.

“Mereka melakukan pekerjaan menakjubkan hingga memungkinkan kami untuk berkompetisi.”

Melansir wawancara CNN dengan Breen pada Senin (19/7/2021), ia juga menyebut bahwa komentar yang lebih menyakitkan itu justru datang dari sesama perempuan.

Baca Juga: Bertambah, Kini 3.500 Sukarelawan Kota untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo Mundur

“Anda tak berhak mengatakan apa yang bisa dan tak bisa saya kenakan,” ujar Breen. Ia menyebut akan mengumumkan insiden itu pada publik untuk meningkatkan kesadaran.

Atletik Inggris telah menghubunginya, kata Breen, dan ia berencana mengajukan keluhan resmi.

“Mereka (Atletik Inggris) sangat mendukung, dan itu sangat bagus,” katanya.

Merusak Kepercayaan Diri

Celana sprint Breen yang dipermasalahkan adalah celana pendek resmi keluaran Adidas tahun 2021.

Menurut bintang Wales itu, celana pendeknya dirancang khusus untuk kompetisi dan ia telah mengenakan celana yang sama selama bertahun-tahun tanpa keluhan.

Breen memenangkan medali emas di Kejuaraan Dunia IPC 2017 di lompat jauh. Di kompetisi yang sama pada tahun 2016, ia juga berhasil menyabet emas dan memecahkan rekor dunia lari estafet 4 x 100 meter.

Breen, yang mengidap cerebral palsy, akan mewakili Inggris di Paralimpiade Tokyo bulan depan. Dalam unggahannya, ia berharap dapat mengenakan celana pendek sprint yang sama di Tokyo.  

“Saat berkompetisi, Anda pasti ingin merasa seringan mungkin, agar performa lebih baik,” ujar Breen yang lebih menyukai celananya pendek karena membuatnya jadi lebih bebas.

“Kami berhak memakai apa yang diberikan pada kami dan apa yang bisa kami pakai,” imbuhnya.

Baca Juga: Ternyata Ini Tujuan Tempat Tidur Kardus Olimpiade Tokyo, Bukan untuk Cegah Seks Atlet Cinlok

Lebih lanjut Breen mengungkap, komentar dari petugas resmi seperti itu dapat merusak “kepercayaan diri dan harga diri” para atlet perempuan yang lebih muda.

“Buat saya, itu hanya membuat saya 'merah'. Jika saya masih 16 tahun, komentar itu mungkin akan membuat saya menangis,” kata Breen.

Menurut Breen, para petugas Paralimpiade harus dibekali dengan panduan yang lebih baik tentang penggunaan bahasa yang pantas saat berinteraksi dengan para atlet Paralimpiade.

“Mereka harus memperlakukan kami dengan hormat dan tidak membuat kami merasa seperti sampah,” tandasnya.

Peraturan Kompetisi Atlet Inggris edisi tahun 2020 – 2022 menyatakan:

“Dalam semua acara, atlet harus mengenakan pakaian yang bersih, dirancang, dan dikenakan agar tidak menimbulkan keberatan.”

Selain itu juga disebut bahwa pakaian “harus terbuat dari material non-transparan bahkan jika basah” dan “atlet tidak boleh mengenakan pakaian yang menghalangi pandangan para juri”.

Atas insiden tersebut, pihak Adidas selaku penyedia apparel, menyebut Breen sebagai “inspirasi dan di luar trek”.

“Sungguh mengecewakan melihat ia dihakimi oleh berbagai hal lain di luar performa atletiknya. Kami sepenuhnya mendukung komentarnya dan berharap komentarnya diterima oleh penyelenggara,” kata juru bicara Adidas dalam sebuah pernyataan resmi.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV/CNN


TERBARU