Warga Argentina Bersatu Dalam Duka Karena Kepergian Maradona
Kompas sport | 27 November 2020, 09:59 WIBBUENOS AIRES, KOMPAS.TV - Penggemar sepakbola Argentina berkumpul di seluruh penjuru negeri. Mereka berbagi duka bersama, karena kehilangan sang maestro sepakbola, Diego Armando Maradona.
Masyarakat Argentina berkumpul di rumah sederhana tempat Maradona dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan Villa Fiorito. Mereka pergi ke stadion Argentinos Juniors, dimana Maradona memulai kariernya sebagai pesepakbola profesional pada tahun 1976. Mereka berdiri di stadion bersejarah La Bombonera milik Boca Juniors. Sebagian masyarakat juga berkumpul di markas Gimnasia La Plata, tim yang dilatih Maradona.
"Saya sangat sedih. Saya tidak bisa memahaminya, saya tidak bisa menerima kenyataan. Diego tidak akan pernah mati, hari ini adalah kelahiran dari dongeng tentang Maradona, ”kata Dante López, seorang dokter yang datang ke stadion Argentinos Juniors, untuk berbagi duka bersama warga Argentina lainnya.
Baca Juga: Presiden Argentina Berikan Penghormatan Terakhir untuk Maradona
Para penggemar Maradona berkumpul dan bersatu. Mereka menyalakan lilin dan meletakkan bunga di sepanjang dinding di sekitar lapangan sepakbola.
“Diego adalah Argentina di mata dunia. Dia memberi kami begitu banyak kegembiraan dan kami tidak akan pernah bisa membalasnya, "kata Presiden Argentina Alberto Fernández.
Presiden Argentina bahkan menetapkan masa berkabung nasional selama tiga hari, untuk mengenang Maradona.
Seorang penggemar sepakbola, Mariano Jeijer, duduk bersama istri dan bayi mereka di dalam mobil kecil, dekat stadion Boca Juniors. Dia mengatakan tidak mau menghabiskan kesedihan seorang diri di rumah. Karena itulah, dia datang ke stadion ini.
“Diego adalah simbol menjadi Argentina. Dia adalah seseorang yang membuat kami sangat bahagia,” kata Jeijer.
Baca Juga: Diego Maradona Meninggal Dunia, Warga Argentina Berduka
Jejier mengatakan, dia menjadi penggemar Maradona ketika sang bintang mencetak dua gol melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986.
Sebagian besar warga Argentina melihat kemenangan itu sebagai pembalasan atas perang Falklands empat tahun sebelumnya, dimana di mana Inggris mengalahkan Argentina.
“Momen paling membahagiakan adalah gol pertama melawan Inggris. Saya berumur 12 tahun ketika itu. Saya berteriak seperti orang gila. Saya bahkan tidak ingat gol yang kedua, "katanya.
Baca Juga: Maradona Meninggal, Presiden Argentina Tetapkan Masa Berkabung Nasional Selama Tiga Hari
Di sebelah Mariano Jeijer, istrinya yang bernama Patricia Sánchez pun ikut bersuara. Menurutnya, bagi warga Argentina Maradona seperti seorang ayah, sedangkan mereka adalah anak-anaknya.
Anak mereka yang bernama Angel, ikut serta untuk mengenang Maradona. Angel memakai jaket Boca Juniors yang berwarna biru dan kuning. Maradona pernah bermain untuk klub Boca Juniors pada tahun 1981-1982, sebelum pindah ke Barcelona. Kemudian Maradona kembali ke Boca Juniors tahun 1995 hingga 1997 untuk menghabiskan masa pensiunnya bersama klub dimana dia dibesarkan.
Sementara di Villa Fiorito, tak ada derai air mata. Di kawasan tempat Maradona dibesarkan ini hanya ada selebrasi duka. Di tempat lusuh inilah, Maradona kecil bermain sepak bola di lapangan berlumpur.
“Olé, olé, Diego, Diego,” para tetangga rumah Maradona kecil, bernyanyi di depan rumahnya di Azamor Street. Di tempat inilah Maradona tinggal sampai Argentinos Juniors membelikannya rumah yang lebih baik untuknya.
Baca Juga: Maradona Akan Diabadikan Menjadi Nama Stadion di Napoli
“Diego adalah yang terhebat, dia adalah kebanggaan nasional,” teriak fans.
Meski rumah masa kecilnya itu bukan lagi milik keluarga Maradona, tetangganya melukis mural wajah Maradona di dinding rumah tersebut.
Seorang warga Villa Fiorito, Mariela Córdoba, mengatakan dia tidak bisa menyelesaikan makan siangnya setelah mendengar kabar kematian Maradona.
“Rasa lapar saya langsung hilang, dan kami semua datang ke sini (rumah Maradona),” katanya. “Kami datang untuk membantu pembuatan mural di dinding, karena kami adalah tetangga dalam kehidupan Maradona. Orang-orang di sini bangga. Mereka kini bisa mengatakan bahwa Maradona pernah tinggal di sini,” ujarnya.
Di markas Gimnasia La Plata, tempat Maradona menjadi pelatih sejak September 2019, banyak fans yang menangis di tribun penonton. Maradona melakukan pertandingan terakhirnya di stadion ini, pada 30 Oktober lalu. Pertandingan itu bertepatan dengan ulang tahun Maradona yang ke-60.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV