Ingat, Indonesia Belum Sampai Puncak Pandemi Covid-19
Kesehatan | 27 Juli 2020, 20:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Meski kasus Covid-19 sudah menembus angka 100 ribu, Indonesia belum mencapai puncak pandemi.
Dalam beberapa minggu terakhir penambahan angka kasus positif Covid-19 cukup besar. Rata-rata 1.000 per hari, bahkan bisa mencapai 2.000 per hari.
Pada hari ini saja dengan penambahan 1.525 kasus telah menembus 100 ribu kasus. Tepatnya 100.303 kasus.
Namun Indonesia belum mencapai puncak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Update Covid-19, Hari Ini Kasus Corona Tembus 100 Ribu
"Sampai saat ini belum tahu kapan puncaknya. Melihat perkembangan, fluktuatif (kasus) setiap hari berbeda-beda," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/7/2020).
Dengan angka kasus yang telah menembus 100 ribu ini, Doni kembali menegaskan, bahwa Covid-19 ini adalah ancaman nyata. Suatu virus yang membahayakan.
"Dalam berbagai kesempatan saya sering mengatakan Covid-19 ibarat malaikat pencabut nyawa. Korban di seluruh dunia sudah lebih dari 600 ribu orang."
"Semua harus sadar ini bukan konspirasi, bukan rekayasa, sejarah flu spanyol harus jadi pelajaran," tegasnya.
Oleh karena itu Doni kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk disiplin dalam penerapan protokol kesehatan.
Baca Juga: Dibandingkan Negara Mana pun, Indonesia Masih Krisis Covid-19
Tidak hanya disiplin pada diri sendiri saja, namun juga mengingatkan orang lain untuk berdisiplin. Paling tidak mengajak dua orang untuk patuh dan disiplin. Seperti memakai masker, jaga jarak, sampai cuci tangan.
"Kalau semua orang mampu mengontrol diri, maka proses penularan ini bisa kita kurangi. Bahkan bisa kita cegah apabila satu sama lain saling jaga jarak dan tidak mendekati ke tempat kerumuman," tuturnya.
Satgas Covid-19 akan terus meningkatkan sosialisasi mengenai bahaya virus ini. "Agar seluruh masyarakat bisa paham, Covid ini belum akan berakhir. Kapan kita belum tahu. Vaksin sedang diupayakan, masih menunggu," tuturnya.
Penulis : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV