> >

Hashim Buka-bukaan Prabowo Pernah Batalkan Kontrak Alutsista, Totalnya Sampai 50 Triliun

Politik | 17 Juli 2020, 16:30 WIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjajal senjata SS2-V4 Kaliber 5.56 mm buatan PT. Pindad. (Sumber: Dokumen Kemhan.go.id)

JAKARTA, KOMPASTV - Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo buka-bukaan soal kepemimpinan sang kakak Prabowo Subianto di Kementerian Pertahanan.

Hashim menyatakan tak lama setelah dilantik, Prabowo sudah buat gebrakan. Ketua Umum Partai Gerindra itu membatalkan sejumlah kontrak pengadaan Alutsista yang di mark up alias dinaikkan.

Hitung-hintungan Hashim total proyek yang ditolak Prabowo mencapai lebih dari Rp50 triliun. Itupun hasil perhitungan kurs dolar saat dua bulan Prabowo dilantik jadi Menhan. 

Baca Juga: Prabowo Pesan 4 Milyar Butir Peluru, Untuk Apa?

Hal itu diketahui Hashim saat Prabowo berkunjung ke kediamannya di Bali pada awal tahun baru 2020.

Saat itu, kata Hashim, Prabowo bercerita jika dirinya telah membatalkan kontrak-kontrak sebesar Rp50 trilun.

Mendengar hal itu, Hashim sempat kaget. Namun saat ditelusuri kontrak tersebut telah di mark up sampai 1250 persen.

"Kontrak-kontra Alutsista, kontrak senjata di Kemenhan senilai 3,4 miliar dolar. Dia (Prabowo) bilang ke saya, saya tidak mau terlibat korupsi, ini kontrak korup," ujar Hasim di Jakarta, Jumat (17/7/2020).

Baca Juga: Prabowo: Indonesia dan Prancis Kerjasama Pertahanan dan Alutsista TNI

Hashim menambahkan setelah membatalkan sejumlah kontrak tersebut, Prabowo mengembalikan anggaran ke Kementerian Keuangan.

Ternyata, sambung Hasim, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga kaget Prabowo mengembalikan anggaran hingga puluhan triliun.

Menurut Hashim jika dirinya ingin memperkaya keluarga,  bisa saja ia meminta jatah dari hasil mark up tersebut. 

Uang yang didapat, sambung Hashim, pastinya tidak sebanding dengan hasil ekspor benih lobster benur yang dilakukan PT Bima Sakti Mutiara. 

Baca Juga: Hashim: Kalau Keluarga Saya Mau Korupsi di Kementerian Pertahanan, Ngapain di Benih Lobster

PT, Bima Sakti Mutiara merupakan salah satu perusahaan yang mendapat jatah ekspor benih lobster dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Adapun Direktur Utama PT Bima Sakti Mutiara adalah Rahayu Saraswati yang tak lain putri Hashim Djojohadikusumo.

"Kalau Prabowo dan saya mau jahat 5 persen dari Rp50 triliun itu Rp2,5 triliun. Rp2,5 tiliun itu berapa benur yang anak saya harus ekspor untuk dapat uang itu. Prabowo low profile, dia bilang saya tidak mau terlibat korupsi," ujar Hashim.

 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU