Puncak Covid-19 Diprediksi Agustus, Presiden Jokowi Kembali Minta Menteri Kerja Keras
Update corona | 13 Juli 2020, 20:38 WIBJAKARTA, KOMPASTV – Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan para menteri di Kabinet Indonesia Maju untuk bekerja keras.
Hal ini lantaran puncak virus corona di Indonesia diprediksi terjadi pada Agustus atau September 2020.
Presiden Jokowi menyatakan, jika tidak diantisipasi prediksi pucak Covid-19 akan berubah dan ancamannya kasus baru Covid-19 akan terus melonjak.
Baca Juga: Kasus Corona Meningkat, Jokowi Minta Prioritaskan 8 Provinsi Ini
“Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir. Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda," ujar Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Senin (13/7/2020).
Presiden Jokowi menambahkan dirinya akan tetap memberikan motivasi agar para menteri lebih bekerja keras dalam penanganan penyebaran Covid-19 di tanah air.
Salah satu contohnya seperti yang dilakukan Presiden Jokowi saat pembukaan sidang kabinet paripurna beberapa waktu. Oleh sebab itu presiden minta agar para menteri lebih bekerja keras lagi.
“Tapi kalau mintanya, dengan agak berbeda, yaitu memotivasi para menteri agar bekerja lebih keras lagi. Bukan marah, memotivasi. Agar lebih keras lagi kerjanya," ujar Presiden Jokowi.
Baca Juga: Kasus Corona Meningkat, Presiden Jokowi: Tolong Betul-betul Jadi Perhatian
Angka kasus pasien Covid-19 di Indonesia per tanggal 13 Juli 2020 telah mencapai 79.981 kasus dengan penambahan sebanyak 1.282 kasus baru Covid-19 di 25 provinsi.
Untuk jumlah pasien sembuh sebanyak 36.689 dengan penambahan 1.051 pasien. Sementara kasus meninggal mencapai 3.656 setelah ada penambahan 50 kasus.
Sejak resmi diumumkan adanya kasus Covid-19 pada Maret lalu, rekor penambahan kasus baru tertinggi hingga saat ini terjadi pada Kamis, 9 Juli 2020.
Dilaporkan, kasus baru yang ada mencapai 2.567 kasus dalam waktu satu hari.
Baca Juga: [FULL] Arahan Jokowi Terkait Meningkatnya Kasus Corona di Indonesia
Penambahan kasus baru ini merupakan hasil pemeriksaan dari 23.832 spesimen terhadap 12.554 orang dalam sehari.
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV