> >

Pemerintah: Diksi New Normal Salah, Kita Ganti Adaptasi Kebiasaan Baru

Update corona | 13 Juli 2020, 10:33 WIB
Ilustrasi New Normal (Sumber: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan, pemerintah mengakui bahwa ada yang salah dengan penggunaan diksi "New Normal" yang dipersepsi publik tidak sesuai dengan yang diinginkan pemerintah.

"Diksi new normal, dari awal diksi itu segera ubah. New normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adaptasi kebiasaan baru," kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Jumat (10/7/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.

Yurianto juga mengakui dari istilah new normal, pemahaman masyarakat jadi salah kaprah.

Alih-alih berfokus pada kata "new" yang merujuk pada tata cara hidup baru, warga justru lebih fokus pada kata normal, sehingga berperilaku seolah hidup sudah kembali seperti semula, tanpa berpikir panjang soal risiko pandemi.

"Dan kemudian yang dikedepankan bukan new-nya, tapi normal-nya. Padahal ini sudah kita perbaiki dengan adaptasi kebiasaan baru," kata Yurianto.

Mengutip segmen Catatan KompasTV Kompas Petang (12/7/2020), komunikasi semacam inilah yang harus segera dievaluasi dan diperbaiki pemerintah.

Baca Juga: Publik Salah Persepsi, Diksi "New Normal" Tidak Sesuai Keinginan Pemerintah

Sulit meminta masyarakat disiplin protokol kesehatan, kalau cara berkomunikasi tidak tepat.

Sulit pula meminta masyarakat paham tingginya risiko Covid-19, ketika komunikasi krisis yang dijalankan kurang mencerminkan pemahaman risiko yang besar dari pemerintah.

Jajaran pemerintah juga mesti jadi suri teladan bagi masyarakat. kalau bisa meminta masyarakat untuk selalu tertib mengenakan masker dengan baik dan menjaga jarak ketika ada di ruang publik, jajaran pemerintah juga wajib memberi contoh.

Penggunaan Istilah New Normal

Istilah New Normal sendiri masih beberapa kali digunakan pemerintah dalam berbagai kesempatan, termasuk oleh Presiden Jokowi.

Misal, saat presiden berkunjung ke Surabaya 25 Juni lalu, ia mengingatkan pemerintah kabupaten dan kota yang akan menerapkan fase kenormalan baru.

Jokowi pun mengimbau pemda untuk berhati-hati dan mengkaji lagi fase new normal.

Baca Juga: Jokowi: Kita Harus Berdamai dengan Covid-19 Hingga Waktu Kedepan

"Apabila ini terkendali dan masuk ke new normal atau masuk ke normal, saya minta juga tahapan-tahapannya diprakondisikan terlebih dahulu. Ada prakondisi untuk menuju ke sana," kata Jokowi.

Awalnya new normal menjadi ramai diperbincangkan setelah Presiden Jokowi mengajak masyarakat hidup “berdampingan” atau “berdamai” dengan Covid-19.

Presiden menggunakan istilah “berdamai” tersebut lantaran vaksin virus corona belum ditemukan hingga kini.

Di saat yang sama, Presiden Jokowi juga mengajak masyarakat tetap produktif di tengah pandemi.

Sementara menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, namun ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Menurut Wiku, prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup.

Baca Juga: Pemerintah Akui Salah Pakai Istilah New Normal Saat Pandemi Covid-19, Malah Bikin Masyarakat Bingung

Penulis : Idham-Saputra

Sumber : Kompas TV


TERBARU