> >

Eijkman: Virus Korona Bertahan di Udara Selama 8 Jam

Kesehatan | 11 Juli 2020, 16:37 WIB
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio (Sumber: KOMPASTV/Venny Sinuraya)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Virus Korona yang berasal dari droplet diketahui dapat bertahan di udara selama 8 jam. Hal itu diungkap oleh Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio.

Sebelumnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui adanya kemungkinan virus Corona bisa menyebar melalui udara atau airborne transmission.

"Dia (virus Covid-19) di udara bisa bertahan sampai 8 jam. Kalau droplet kan jatuh menurut teorinya 2 meter. Tapi saya tidak pernah ukur," kata Amin dalam diskusi Trijaya bertajuk 'Covid-19 dan Ketidaknormalan Baru', Sabtu (11/7/2020).

Baca Juga: Benarkah Virus Covid-19 Bisa Menular Melalui Udara?

Amin menerangkan bagaimana virus Corona dapat berada di udara bebas. Yakni dari droplet yang keluar dari manusia akan menguap, sehingga ukurannya menjadi partikel yang lebih kecil di udara.

"Droplets itu komposisinya ada virus, plus sel, plus air. Begitu dia terbang sebagian dari air akan menguap. Semakin lama dia di udara kadar airnya menurun. Jadi partikelnya makin kecil," ujarnya.

Ruangan yang memiliki sirkulasi udara yang buruk, memiliki risiko tinggi penularan Covid-19. Menurut Amin, udara dengan sirkulasi yang buruk hanya berputar-putar di dalam ruangan tanpa terganti dengan udara yang baru.

Virus Covid-19 sangat mudah menular dan berkembang di tempat yang seperti itu. Karena virus yang berada di ruangan tertutup dapat berpindah dengan jarak yang cukup jauh.

Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19: Awas, Mikro Droplet Melayang di Udara! Pakai Masker

Salah satu tempat yang memiliki karakter tersebut adalah rumah sakit. "Ini sudah sejak awal dari Februari sudah dibahas bahwa di rumah sakit risiko kena virus (lewat) airborne lebih tinggi," kata Amin.

"Di luar orang baru menyadari kalau di ruang tertutup, terutama yang pakai AC split itu udaranya kan untuk efisiensi kan, udaranya diputar-putar di situ aja kan. Tidak ada udara dari luar, tidak ada pertukaran. Jadi udara disembur dengan AC yang kencang," ucap jelasnya.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU