Menuju Uji Klinis, Kementan Bersama PB IDI Lakukan Riset Pengembangan Inovasi Produk Eucalyptus
Kesehatan | 6 Juli 2020, 21:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menjajaki kerjasama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam pengembangan inovasi produk aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus.
Baca Juga: Peneliti Senior Eijkman: Bagaimana Mekanisme Kerja Kalung Eucalyptus terhadap Replika Virus?
Kolaborasi ini dilakukan untuk pengembangan penelitian menuju tahapan uji klinis kepada pasien yang terpapar virus corona (Covid-19).
Ketua IDI Daeng Muhammad Faqih mengatakan bahwa riset akan dilakukan secara terstruktur dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di Indonesia.
Menurutnya, bukan tidak mungkin Indonesia mampu membuat sebuah temuan yang menjadi obat virus corona.
"Kerjasama yang kita lakukan dari hasil riset pertama di laboratorium mudah-mudahan akan menghasilkan perkembangan yang positif pada tahap uji klinis. Untuk itu kami men-support terus apa yang sudah dilakukan oleh Kementan dan saya rasa ini adalah langkah yang besar bagi bangsa kita," ujar Daeng saat konferensi pers, Senin, (6/7/2020).
Daeng melanjutkan, apa yang dilakukan Kementan bukan hanya mencari jalan keluar untuk virus corona saja.
Namun lebih dari itu, upaya ini untuk mencari persoalan masalah kesehatan lainnya dengan memanfaatkan kekayaan sumber alam yang ada di Indonesia.
Terlebih, saat ini negara-negara di seluruh dunia tengah berjuang dalam mencari penawar virus corona.
"Saya kira apapun akan dilakukan dalam membantu negara mengatasi berbagai permasalahan. Kementan sudah melakukan itu," tutur Daeng.
Sejurus dengan Daeng, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjry Djufry juga mengaku optimis.
Baca Juga: Konferensi Pers Soal Kalung Anti Corona dari Kementerian Pertanian
Inovasi yang dilakukan itu akan memberikan dampak dan manfaat yang besar bagi masyarkat Indonesia.
"Mudah-mudahan ini langkah awal untuk menjawab semua keraguan atas apa yang kita sudah hasilkan meski sebatas uji laboratorium dan masih perlu uji lainnya," kata Fadjry.
Sebelumnya, rupanya Kementan sudah lebih dulu bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam melakukan pengembangan penelitian dan riset.
Dalam kerjasama itu, kementan berencana akan mengkomersilkan produk inovasi melalui lisensor pihak swasta yang melisensi produk dari Kementan.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV